jpnn.com, JAKARTA - Memasuki akhir pekan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (12/6), makin terkulai.
Rupiah ditutup melemah 113 poin atau 0,81 persen menjadi Rp 14.133 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.020 per dolar AS.
BACA JUGA: Rupiah Mendapat Tekanan, Kurs USD Jadi di Atas Rp 14.000 Lagi
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono di Jakarta, Jumat, mengatakan sentimen yang muncul terkait COVID-19 memang sangat rentan membuat rupiah melemah.
"Setelah sebelumnya rebound oleh harapan opening economy pasca-lockdown, kini kecemasan datang lagi," ujarnya.
BACA JUGA: Rupiah Sedikit Tertekan, tetapi USD Masih di Bawah Rp 14.000
Kembali meningkatnya kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat dan perkiraan ekonomi yang suram dari Gubernur The Fed Jerome Powell, direspons negatif oleh pasar.
Menurut Wahyu, level rupiah saat ini merupakan level yang wajar mengingat ancaman pelemahan rupiah masih tinggi, dalam jangka waktu yang lebih panjang dan fundamental yang belum kuat.
BACA JUGA: Selamat Pagi! Rupiah Masih Mengancam Dolar AS
Ditambah lagi dengan defisit neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan, serta utang yang besar.
"Wajar balik lagi melemah. Rupiah di atas Rp 14.000 per dolar," kata Wahyu.
Rupiah pada Jumat pagi dibuka menguat di posisi Rp 14.060 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.060 per dolar AS hingga Rp 14.214 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp 14.257 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.014 per dolar AS. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha