jpnn.com, MATARAM - Dua petinju wanita NTB, Ainun Azizah (kelas 58 kilogram) dan Kuswatun Hasanah (kelas 60 kilogram), terus mempersiapkan diri untuk menjadi andalan Indonesia di Asian Games 2018. April mendatang, keduanya akan mengikuti training center (TC) di Ukraina.
Sekretaris Pengprov Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) NTB Harioto mengatakan, mereka akan ditempa di Ukraina untuk meraih target medali emas di Asian Games.
BACA JUGA: Pasrah, Tim Polo Air Asian Games Pasang Target Realistis
Sebelum berangkat ke Ukraina, dia berencana akan melihat kondisi kedua atlet tersebut. ”Kita akan berikan motivasi kepada mereka supaya lebih semangat lagi,” kata Harioto kepada Lombok Post, Selasa (6/3).
Rencananya, dia akan menjenguk mereka bersama Ketua Pengprov Pertina NTB Kolonel Inf Farid Makruf. Menurutnya, memberikan semangat kepada atlet secara langsung lebih optimal dibanding komunikasi lewat telepon.
BACA JUGA: Eko Minta Pemerintah Bernyali Perjuangkan Kelas 62 kg
”Kita membangun hubungan emosional dengan atlet harus secara langsung. Itu yang coba kita terapkan,” ujarnya.
Berdasarkan laporan dari pelatih, kemampuan Kuswatun dan Ainun semakin meningkat. Baik dari segi fisik, teknik, power pukulannya. ”Hampir 80 persen persiapan sudah dilakukan,” ujarnya.
BACA JUGA: Menpora: Ini Asian Games, Bukan ASEAN
Kekalahan try out ke India Desember lalu menjadi pelajaran penting. Beberapa kekurangan dan kelemahan sudah dimaksimalkan. ”Mudahan saja mereka bisa memberikan hasil terbaik untuk Indonesia,” harapnya.
Terpisah, pelatih tinju NTB Indah Dugi Cahyono mengatakan, lawan yang akan dihadapi Kuswatun dan Ainun di Asian Games nanti cukup berat. Jadi, untuk meraih medali emas cukup sulit.
”Saya yang tahu kemampuan mereka dan saya selalu mendampingi mereka di tiap kejuaraan internasional maupun nasional,” kata Dugi.
Bahkan, Dugi membinanya dari sejak tidak mengenal tinju hingga masuk pelatnas. Sehingga, karakter dan mentalnya sudah dihafalnya. ”Mereka masih kalah di mental karena jam terbang bertandingnya masih minim,” ungkapnya.
Dugi menjelaskan, Kuswatun mengenal tinju sejak 2014. Sementara Ainun dilatih tinju mulai 2015. Artinya, mereka terbilang baru mengenal tinju.
”Ainun baru berumur 18 tahun sedangkan Kuswatun baru 20 tahun. Namun, mereka dipercaya memperkuat Indonesia di Asian Games,” ungkapnya.
Meski baru mengenal tinju, skill dan teknik mereka bermain tinju cukup bagus. Hanya perlu diperkuat pada mentalnya. ”Kalau dari segi bermain tinju saya yakin dia yang terbaik. Tapi, mental yang menjadi persoalan,” jelasnya.
Menurutnya, mental sangat perlu. Petinju yang memiliki mental lemah, bakal cepat menyerah saat bertanding. ”Percuma teknik dan skill bagus, tapi mental tidak bagus,” ujarnya. (arl/r1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asian Games: Tim Estafet Putri Buru Waktu di Bawah 45 Detik
Redaktur & Reporter : Adil