jpnn.com - JAKARTA - Suhu Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, dipastikan akan mulai memanas. Itu setelah, tim Persija Jakarta dipastikan akan menjamu musuh bebuyutan Persib Bandung dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) pada 10 Agustus mendatang.
Tim berjuluk Maung Bandung sendiri akan tampil di bawah tekanan penuh dari para suporter tuan rumah. Bagi sang arsitek, Jajang Nurjaman, faktor mental akan menjadi faktor yang krusial bagi perjuangan Persib menghadapi Persija. Sebab, kedua tim ini memang mempunyai sejarah rivalitas yang panjang.
BACA JUGA: Marquez Target Lima Victory Beruntun di Amerika
Janur juga berharap para pemainnya tidak terintimidasi dengan sorakan para suporter karena sejauh ini kepercayaan diri para pemain Persib saat bertanding di luar Bandung memang cukup bagus karena tercatat belum pernah kalah.
Persib memang pernah kalah dalam laga tandang menghadapi PBR namun laga tersebut tetap digelar di kota kembang atau tepatnya di Stadion Si Jalak Harupat yang sejatinya adalah markas Maung Bandung.
BACA JUGA: Milan Pinjamkan Robinho ke Santos
“Berkaca pada pengalaman kita sebelumnya, yang pertama mental harus disorot karena menjadi peranan penting, fokus, percaya diri. Liga tahun ini pencapaian hasil away kita cukup bagus itu harus dipegang kuat, ini menjadi modal buat kita,” ujarnya.
Namun, Persib sendiri mempunyai catatan kurang baik saat bertandang ke kandang Persija. Untuk itu Janur merasa penting memberikan suntikan motivasi bagi para anak asuhnya. “Itu penting sekali karena mengingat statistik kurang baik. Itu harus memotivasi pemain dengan keadaan ini,” sambungnya.
BACA JUGA: Donovan Putuskan Pensiun, Manajer LA Galaxy Bersedih
Lebih lanjut, mantan pelatih Pelita Jaya itu juga mewanti-wanti pemainnya untuk tidak kehilangan konsentrasi saat bertanding meski mendapat cacian dari suporter tuan rumah.
Memang rivalitas yang mendera kedua tim turut membuat kedua kelompok suporter pun berseteru. Tapi, Jajang yakin pemainnya yang sudah banyak makan asam garam di persepakbolaan tanah air bisa mengatasi hal tersebut.
“Kedua jangan berpengaruh hingar bingarnya The Jakmania. Pemain persib sudah berpengalaman dengan hal ini,” tandasnya.
Rivalitas antara Persib dengan Persija memang begitu panas. Dua klub yang mempunyai sejarah panjang di kompetisi kasta tertinggi sepak bola tanah air itu diyakini ingin selalu menjaga gengsi mereka satu sama lain ketika berhadapan di lapangan. Ditambah bumbu penyedap lain berupa perseteruan antar kelompok suporter masing-masing tim, meski beberapa bulan lalu sudah dilakukan deklarasi damai.
Tapi pemain senior yang kini menjabat sebagai kapten tim Persib Firman Utina, memandang laga yang dijuluki El Clasico Indonesia tersebut sama seperti laga-laga lain di Indonesia Super League. Firman ingin rekan-rekannya lebih fokus pada permainan timnya tanpa menghiraukan hal lain di pertandingan ini.
Pemain berusia 32 tahun itu enggan konsentrasi timnya teralihkan dengan faktor non teknis. Biasanya memang tensi pertandingan yang tinggi bisa merusak skema yang sudah direncanakan, termasuk emosi pemain yang menjadi mudah terpancing.
“Kalau menurut saya el clasico Persija lawan Persib ini biasa saja walaupun di luar itu sering dengar el clasico (yang kesannya ketat), saya lebih membawa tim ini lebih cool, lebih dingin melihat strategi pelatih, memenangkan pertandingan. Itu lebih penting,” katanya. (lis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Impian Landon Donovan Usai Gantung Sepatu
Redaktur : Tim Redaksi