jpnn.com, JAKARTA - Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei mendatang menjadi momentum untuk mengingatkan kembali tentang kedudukan guru di masyarakat. Selama ini, menurut Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid, guru hanya dilihat dari sebatas mengajar. Lupa kalau guru punya kedudukan sosial di masyarakat.
"Guru adalah sentral, sekarang ini posisinya direduksi. Padahal guru perannya tidak hanya di kelas tapi juga di luar. Pendidikan Indonesia dimulai saat guru menempati kedudukan yang tinggi," kata Hilmar di Kantor Kemendikbud, Jumat (28/4).
BACA JUGA: Tunjangan Sertifikasi Ngadat Delapan Bulan
Dengan adanya program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), lanjutnya, peran guru semakin ditonjolkan. Guru tidak dituntut menambah jumlah mata pelajaran, tapi memperkuat dimensi kebudayaan yang kurang terangkat dari pendidikan.
"Pendidikan karakter yang mengharuskan guru dan siswa di sekolah delapan jam, bukan berarti jumlah mata pelajarannya ditambah. Yang ditambah justru ruang cultural. Siswa diajak ke museum, belajar tari, menyanyi, belajar musik, dan lainnya," terangnya.
BACA JUGA: Pastikan Guru Program Keahlian Ganda Tetap Dapat TPG
Dengan demikian posisi guru lebih terangkat, tidak hanya sebatas mengajar tapi juga berperan di sosial budaya. Hal inilah yang membuat Kemendikbud mengangkat tema Hardiknas 2017, Merayakan Guru Bangsa: Guru Mulia karena Karya.
"Di puncak acara nanti kami akan memberikan penghargaan kepada tujuh guru yang karena dedikasinya mengabdi di daerah perbatasan. Mereka mengabdi di Pulo Aceh, Pulau Rote, Anambas, Batang, Pulau Talibu, Balikpapan, Batang Alai Timur," ucapnya.
BACA JUGA: Iriana Jokowi: Kamu Mau Apa, Nak?, Murid PAUD: Mobil, Bu!
Hilmar menambahkan, penghargaan tersebut diberikan bukan karena prestasi gurunya tapi melihat pengabdiannya. Meski tempat mengajarnya di pelosok-pelosok, tapi para guru ini tetap setia melaksanakan tugasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usulkan Rekrut 700 CPNS
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad