Jelang HPN 2020, PWI Pusat Bidik Bupati dan Wali Kota yang Prokebudayaan dan Melek Media

Kamis, 14 November 2019 – 10:17 WIB
Bupati dan Wali Kota Penerima Anugerah Kebudayan PWI Pusat pada HPN 2016. Foto: Humas PWI Pusat

jpnn.com, JAKARTA - Dalam rangka merayakan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Banjarmasin Kalimantan Selatan, PWI Pusat kembali menggelar Anugerah Kebudayaan PWI Pusat untuk Bupati/Wali Kota, terutama membidik bupati dan wali kota yang prokebudayaan dan melek media.

Yusuf Susilo Hartono sebagai Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, mengatakan kegiatan ini merupakan yang kedua, setelah yang pertama 2016 pada HPN di Lombok. Sebagai pilar demokrasi ke-4, pers bertugas mendorong tidak hanya bidang politik dan ekonomi semata, tetapi juga kebudayaan yang dicita-citakan sebagai landasan pembangunan.

BACA JUGA: PWI Pusat dan TNI AU Siap Jalin Kerja Sama

Menurutnya, pendaftaran yang tadinya ditutup 15 November 2019, diperpanjang hingga 30 November 2019.  

“Perpanjangan pendaftaran ini untuk memberi waktu dan kesempatan pada Bupati dan Wali kKota ikut acara ini dengan persiapan yang matang,” ujar Yusuf Susilo Hartono dalam keterangan persnya diterima, Kamis (14/11/2019).

BACA JUGA: Pesan Ketua Dewan Pers M Nuh untuk Panitia HPN 2020

Yusuf menjelaskan tujuan penghargaan ini untuk memilih Bupati/Wali Kota yang prokebudayaan dan melek media. Yang sepak terjangnya memberikan inspirasi dan edukasi tentang perlunya membangun kabupaten/kota berbasis kebudayaan yang berkemajuan, masyarakatnya berkarakter, melek media, dan bijak dalam memanfaatkan medsos. 

“Bupati/wali kota yang pernah mendapatkan penghargaan di tahun 2016, antara lain Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Tegal Enthus Susmono (alm), Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi, Bupati Waka Tobi Hugua, dan Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil,” terang Yusuf Susilo. 

BACA JUGA: Matangkan Persiapan HPN 2020, Pengurus PWI Pusat Datangi Kemenkominfo

Yusuf Susilo menambahkan pendaftaran dapat dilakukan melalui email pwianugerahkebudayaan@gmail.com. Dengan melampirkan proposal yang di dalamnya berisi empat aspek. Pertama, Aspek pemanfatan media massa dan media sosial, untuk wahana penguatan kebudayaan lokal, dan alat komunikasi lokal-nasional dan global.

Kedua, Aspek Peraturan Daerah tentang kebudayaan (cagar budaya, pelestarian tradisi dan adat istiadat, bahasa, kesenian, museum, festival, pariwisata, kuliner, dll), dan bagaimana mengimplementasikannya sbg sarana pembinaan karakter, ekspresi kreatif, mengukuhkan persatuan dalam keragaman, keadilan, dan kesejahteraan rakyat.

Ketiga, aspek inovasi, berupa kebijakan, program hingga implementasi, yang mengarus-utamakan kebudayaan, sehingga mampu merevolusi mental masyarakat setempat, dalam mencapai kelestarian lingkungan, kemajuan, kesejahteraan (ekonomi) yang berkeadilan (hukum). Dan keempat, aspek pendukung pada aktualisasi nilai-nilai lokal yang berdaya nasional/global, berupa anggaran, even, sarana/prasarana, SDM, dan publikasi/dokumentasi yang berkelanjutan.

“Jika pada Anugerah Kebudayaan pertama memilih 7 Bupati/Walikota, pada pelaksanaan  kedua ini, direncanakan sampai 10 Bupati/Walikota. Adapun Tim Jurinya dari unsur Wartawan Senior Kebudayaan, Budayawan/akademisi, Pengurus PWI Pusat, perwakilan Apkasi dan Apeksi," jelas Yusuf. 

Menurut Yusuf, para Bupati/Wali Kota terpilih, nantinya akan menerima trofi dan piagam Anugerah Kebudayaan PWI Pusat pada puncak perayaan Hari Pers Nasional di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 9 Februari 2020. Dalam penyelenggaraan Anugerah Kebudayaan PWI Pusat yang kedua kalinya ini, PWI Pusat bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler