jpnn.com, JAKARTA - Ketua PKB DKI Jakarta bersama jajaran pengurus dan legislator DPRD berziarah ke makam habaib dan ulama NU.
Kegiatan tersebut dilakukan menjelang gelaran Musyawarah Cabang (Muscab) serempak di enam titik.
BACA JUGA: PKB Setuju Revisi UU Pemilu Tanpa Ubah Jadwal Pilkada
"Ini bentuh khidmat kami kepada para habaib, para ulama terdahulu dalam berjuang di Jakarta," kata Ketua DPW PKB DKI Jakarta H. Hasbiallah Ilyas, Jumat (5/3).
Menjelang Muscab, kata Hasbi, pengurus dan kader PKB perlu mengingat dan belajar dari kisah para Habaib berjuang mensyiarkan Islam dan politik Islam Rahmatan Lil Alamin.
BACA JUGA: Marak Polisi Terlibat Narkoba, Politikus PKB Ini Teringat Janji Kapolri
“Jakarta bisa begini ini, menerima perbedaan dan kebhinekaan adalah karena jasa-jasa beliau para habaib para ulama," ujarnya.
Beberapa makam disambangi bersama para rimbombano pengurus DPW PKB Jakarta, di antaranya makam pangeran Jayakarta dan Pangeran Papak di Jakarta Utara.
BACA JUGA: Komentar Politikus PKB Soal Isu Moeldoko jadi Capres
“Enggak banyak yang tahu makam itu, PKB perlu syiarkan itu," ucap Hasbi, didampingi Sekwil Ahmad Fauzi.
Hasbi juga mengingatkan perlunya menjaga ukhuwah islamiah dan ukhuwah wathoniyah di Jakarta, sekaligus penguatan ideologi Pancasila.
“Ikatan persaudaraan dan ikatan sebangsa se-tanah air penting dikuatkan, khususnya di Jakarta. Jangan sampai terpecah belah,” pinta Ketua Fraksi PKB DPRD di Kebun Sirih.
Menurut Hasbi, potensi pecah belah di Jakarta sangat mungkin, apalagi adanya penguatan nilai keagamaan yang salah kaprah.
“Kami melihat fenomena itu, beragamanya, ibadahnya menguat tetapi merasa paling benar, dan lambat-lambat idiologi Pancasilanya memudar, padahal Pansila adalah warisan dari ulama dan founding father kita,” tukas Hasbi.
PKB, lanjut Hasbi, memiliki peran strategis menjaga demokrasi dan pluralisme di Jakarta.
"Penguatan basis dan penguatan kultural nilai ke-NU-an dengan ziarah ini perlu digiatkan. Kalau bukan PKB yang ziarahi para habaib siapa lagi?" bebernya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh