Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Sembako Mulai Naik 

Rabu, 06 Desember 2017 – 20:40 WIB
Ilustrasi pedagang cabai. Foto: Radar Madiun/JPNN

jpnn.com, PADANG - Jelang natal dan tahun baru, harga barang kebutuhan pokok di sejumlah kota dan kabupaten di Sumbar mulai melonjak.

Tujuh barang kebutuhan pokok (Sembako) mengalami kenaikan, dan enam barang kebutuhan pokok lainnya masih stabil.

BACA JUGA: Keindahan Pantai Cimpago Sambut Kemenangan Robert Muller

Barang kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan adalah buncis, telur, kentang, cabai, beras, ayam dan bawang merah. Sedangkan yang stabil adalah gula, minyak goreng dan daging, bawang putih, wortel dan terigu.

Pedagang Pasar Pariaman, Armen menuturkan, sepekan terakhir harga cabai terus naik. Semula hanya Rp30 ribu per Kg, namun kini sudah diangka Rp50 ribu per Kg. Kenaikan harga ini disinyalirkan karena faktor cuaca atau hujan yang terjadi secara terus menerus.

BACA JUGA: Sembilan Tahun TdS Berjalan, Warga Belum Rasakan Dampaknya

”Kondisi ini, mengakibatkan pasokan cabai kualitasnya tidak sebaik sebelumnya. Para pedagang tak punya pilihan lain,” ucapnya

Stok cabai yang banyak beredar di Pariaman saat ini berasal dari Curup, Provinsi Bengkulu, dan dari Padangpanjang. Armen memprediksi harga cabai bakal terus naik, jika kondisi cuaca masih hujan dan badai.

BACA JUGA: Residivis Pembunuhan Dibekuk saat Curi Motor di Sijunjung

Komoditi sayuran di antaranya buncis juga mengalami kenaikan hingga 100 persen. Biasanya Rp 6 ribu per Kg menjadi Rp 12 ribu per Kg. Begitu juga dengan kentang, naik dari Rp 10 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu. Kenaikan harga juga dialami telur, dari Rp 34 ribu per karton menjadi Rp 38 ribu.

Bahan pokok seperti beras juga mengalami kenaikan, mesti relatif tipis. Beras super sokan naik dari Rp 12 ribu per kg menjadi Rp13 ribu. Sedangkan beras sokan biasa naik dari Rp11 ribu menjadi Rp12 ribu.

Sementara komoditi lainnya seperti minyak sayur kualitas curah stabil di harga Rp11 ribu per Kg. Begitu juga dengan gula stabil di angka Rp12 ribu per Kg.

Ketika disinggung omzet penjualan, Armen menyebut, saat ini jual beli cenderung stagnan. Padahal, pada tahun lalu, seharusnya aktivitas jual beli di Desember ini meningkat drastis, karena Desember merupakan bulan Maulid Nabi.

Biasanya, warga banyak berbelanja dan memasak makanan. Namun, ternyata saat ini tidak demikian.

Sementara itu, pantau Padang Ekspres di sejumlah pasar tradisonal di Kabupaten Dharmasraya seperti Pasar Baru Pulau Punjung dan Pasar Sikabau, harga cabai merah dan bawang juga mulai naik. Peningkatannya berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram.

Andri, pedagang di Pasar Pulau Punjung menyebutkan, kenaikan harga mulai terasa sejak dua minggu belakangan, namun puncaknya dirasakan pada Minggu (3/12) atau pas hari pasar. Sebelumnya, untuk harga cabai merah kampung atau dari Alahanpanjang biasanya dijual Rp36 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram.

Namun, Minggu (3/12), naik drastis menjadi Rp50 ribu per kilogram. Begitupun dengan bawang merah. Jika sebelumnya dijual sekitar Rp13 ribu per kilogram hingga Rp15 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 17 ribu per kilogram hingga Rp 19 ribu per kilogram.

”Semua itu disebabkaan berkurangnya pasokan dari Pulau Jawa. Namun ini lazim terjadi. Artinya jika pasokan dari Pulau Jawa berkurang, maka harga cabai kampung akan mengalami kenaikan. Namun, sebaliknya jika cabai dari Jawa banyak masuk, maka harga cabai kampung akan mengalami penurunan,” tukasnya.

Wandi, 34, pedagang Pasar Pulau Punjung lainnya menyebutkan, jika musim hujan, maka harga cabai langsung naik. Bila harga cabai mengalami kenaikan, harga bawang putih, wortel, kentang masih tetap stabil. Bawang putih dijual Rp20 ribu per kilogram, wortel Rp 6 ribu per kilogram dan kentang Rp12 ribu per kilogram.

Pedagang Pasar Pulau Punjung lainnya Emiwati, 35, harga minyak goreng curah, tepung terigu dan gula juga masih stabil. Minyak goreng curah dijual Rp 13 ribu per kilogram, gula Rp12 ribu per kilogram dan tepung terigu Rp12 ribu per kilogram.

”Namun yang mulai mengalami kenaikaan adalah harga telur. Biasanya satu karton atau telur isi 30 butir untuk kualitas super berkisar Rp39 ribu, sekarang Rp42 ribu per karton. Mendekati natal dan tahun baru, biasanya harga telur, minyak goreng, tepung terigu dan telur akan mengalami kenaikan. Ini berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya,” terangnya.

Terpisah, pedagang Pasar Raya Solok Blok IV, Sri Resti menyebutkan, sejak 1 minggu belakangan sejumlah harga merangkak naik,” ujarnya kepada Padang Ekspres, Selasa (5/11).

Harga cabai kampung yang sebelumnya Rp 44 ribu menjadi Rp 52 ribu per Kg. Cabai jawa Rp 40 ribu per Kg menjadi Rp48 ribu per kilogram, cabai Lampung Rp40 ribu menjadi Rp46 ribu per Kg.

Tapi, berbeda dengan harga bawang. Harga bawang merah dan putih masih stabil. Bawang merah dijual Rp24 ribu per Kg, bawang putih Rp 20 ribu per kilogram, cabai hijau Rp 32 ribu per Kg dan tomat Rp 8 ribu per Kg.

”Naiknya, harga sembako ini dikarenakan masuknya musim penghujan di beberapa daerah penghasil cabai seperti di Alahanpanjang,” terangnya.

Rohayati, Pedagang Pasar Raya Solok menyebutkan, harga beras mengalami kenaikan Rp 5 ribu per karungnya. Untuk beras Anak daro Rp11 ribu per liter nya, beras sokan Rp11 ribu per liternya

Pedagang daging di Pasar Raya Solok , Era menyebutkan harga daging sapi tidak mengalami kenaikan dan masih stabil diharga Rp120 per kilogramnya. ”Jika dinaikkan, takutnya para pembeli pada kabur,” ujarnya.

Salah seorang konsumen di Pasar Raya Solok, Romlah, 33, sangat terkejut dengan kenaikan harga sembako ini, mengingat uang belanja buat membeli kebutuhan lauk pauk yang juga semakin menipis.

Hal yang sama juga diungkapkan pembeli lainnya, Renata, 45. Ia kaget, seminggu kemarin, ia membeli cabai dengan harga sekitar Rp40 ribu. Sekarang, sudah naik lagi jadi Rp 52 ribu.

Sementara itu di Pasar Tarusan, harga telur ayam juga naik. Dari Rp 1.300 per butir jadi Rp1.400 per butir. Minyak goreng juga mengalami kenaikan. Dari Rp11 ribu per kilogram jadi Rp12 ribu per kilogram. Gula pasir juga mengalami kenaikan sebesar Rp1.000. Dari Rp 11 ribu per kilogram jadi Rp12 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang cabai yang ditemui di pasar tradisional Koto XI Tarusan Nurneli mengungkapkan stok cabai mulai mengalami kekurangan. Karena itu, harga cabai melonjak dari harga bisanya.“Kami susah mendapatkan stok. Biasanya, tiap menjelang masuknya Natal dan Tahun Baru, kondisi seperti ini kerap terjadi. Apalagi, cuaca kurang bagus,” jelasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumbar Asben Hendri menyebutkan, untuk mengantisipasi kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan Kota/ Kabupaten serta Bulog. Jika harga barang kebutuhan pokok naik, maka Bulog akan mengelar operasi pasar untuk produk yang mengalami kenaikan harga.

”Bulog sebagai penyangga. Makanya, jika harga meningkat drastis, maka Bulog akan turun tangan,” ucapnya. Pihaknya terus melakukan pemantauan, apakah kenaikan harga disebabkan pengaruh cuaca atau permainan harga dari oknum tertentu. Kalau kenaikan harga akibat ulah oknum yang sengaja memainkan harga, maka yang bersangkutan akan berurusan dengan aparat hukum.

”Kini, kan juga sudah ada Satgas Pangan di mana kepolisian ada di dalamnya. Bagi yang bermain, nanti urusannya dengan polisi,” ucap mantan Kabiro Umum Setprov Sumbar ini. (nia/ uni/cr24/ita/uni/ayu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terlibat Perdagangan Senpi Rakitan, Kontraktor Ditangkap


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler