Sembilan Tahun TdS Berjalan, Warga Belum Rasakan Dampaknya

Senin, 27 November 2017 – 21:44 WIB
Tour de Singkarak di Sumatera Barat. Foto: www.tourdesingkarak.id

jpnn.com, LIMAPULUH KOTA - Kebagian menjadi tempat start Tour de Singkarak (TdS) 2017 pada etape 7, Jumat (24/11), Limapuluh Kota menyuguhkan keindahan alam.

Di antaranya Lembah Harau, fly over Kelok 9 hingga bentangan sawah dengan latar belakang Gunung Sago yang jadi pemandangan alam daerah ini.

BACA JUGA: Residivis Pembunuhan Dibekuk saat Curi Motor di Sijunjung

Namun di balik itu, banyak keluhan yang muncul dari masyarakat. Bahkan mereka menilai dari sembilan kali pelaksanaan, even tersebut sama sekali belum memberikan dampak terhadap perekonomian masyarakat.

Melainkan, baru sekadar menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.

BACA JUGA: Siap-siap, Besok Bendera Start Tour de Singkarak Diangkat

Dan, juga tak sedikit warga mengeluhkan penutupan jalan akibat even balap sepeda internasional ini.

”Kita terpaksa menunggu hingga jalan kembali dibuka, jujur saja bagi kita orang kecil ini belum merasakan dampak positifnya even balap sepeda internasional ini,” ungkap Wita, 46, salah seorang warga dengan nada jengkel dengan penutpan jalan akibat TdS, Jumat (24/11).

BACA JUGA: Festival Saribu Rumah Gadang Bikin TdS 2017 Semakin Berwarna

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Limapuluh Kota, Syamsul Mikar saat ditemui Padang Ekspres, kemarin. Menurut Syamsul, TdS sepertinya belum menunjukkan imbas positif terhadap masyarakat, terutama sisi ekonomi.

Malah menurutnya, lebih banyak menuai kerugian dari pengguna jalan yang merasa terganggu dengan penutupan jalan. ”Pemilik kendaraan angkutan barang atau penumpang bersama pengguna jalan lainnya, juga mengeluh,” sebutnya.

Ketua Organda yang juga anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota ini juga menyampaikan, belum melihat dampak positif untuk kemajuan ekonomi masyarakat maupun kesuksesan dalam hal pariwisata.

”Seperti saat ini misalnya, hanya start dengan kegiatan seremonialnya. Sementara tidak memberikan keuntungan pada daerah dan masyarakat,” tambahnya lagi.

Jika tujuannya mempromosikan daerah, sebaiknya dilihat lagi apa yang perlu dipromosikan. ”Menurut saya untuk pariwisata bukan promosi yang utama, namun kesiapan objek wisata itu sendiri,” ucapnya.

Begitu juga Wakil Ketua DPRD Limapuluh Kota, Sastri Andiko Datuak Putiah dan Darlius, juga mengaku TdS belum mendatangkan dampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat.

Menurut Sastri Andiko, daerah juga menganggarkan untuk TdS setiap tahunnya, namun memang dampaknya belum terlihat jelas.

”Masyarakat berharap untuk meninjau ulang kembali even TdS, apakah masih layak untuk tetap digelar atau tidaknya tentu bupati yang pas untuk mengambil kebijakan tersebut,” sebut Sastri Andiko.

Anggota DPRD, Darlius juga belum bisa melihat dampak ekonomi maupun pembangunan yang signifikan terhadap daerah seiring adanya TdS tersebut. Sehingga, memunculkan beragam pertanyaan seputar untung rugi sebuah iven internasional.

”Memang, kita belum melihat dampak positifnya terhadap ekonomi atau pembangunan daerah. Apakah memang berdampak jangka panjang. Jadi, kita tidak mengerti juga,” sebutnya.

Sementara itu, sejumlah tanggapan yang muncul dari masyarakat mempertanyakan siapa saja yang akan diuntungkan dengan even TdS setiap tahunnya. ”Kita jadi mempertanyakan siapa sebenarnya yang diuntungkan dengan iven ini?” ucap Rizal salah seorang warga Limapuluh Kota yang juga merasa even tersebut belum maksimal.(fdl)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terlibat Perdagangan Senpi Rakitan, Kontraktor Ditangkap


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler