Jelang Pergantian Tahun, Harga Cabai Tembus Rp 34 Ribu

Minggu, 31 Desember 2017 – 00:05 WIB
Cabai. Ilustrasi Foto: JPG/JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Jelang pergantian tahun baru, harga cabai rawit di Banyuwangi, Jatim, melonjak drastis.

Sebelumnya, harga cabai sempat tertahan cukup lama pada angka Rp 16.000 per kilogram selama setengah bulan terakhir.

BACA JUGA: Banyuwangi Raih Anugerah Pengelolaan ASN Terbaik

Namun, Sabtu (30/12), harga cabai rawit naik menjadi Rp 22.000 per kg di level petani. Untuk di level konsumen, harga cabai masih bervariasi antara Rp 24.000 per kg hingga Rp 34.000 per kg.

Kenaikan harga cabai dipicu oleh kelangkaan cabai yang ada di wilayah Kecamatan Wongsorejo. Selama ini, Wongsorejo dikenal sebagai kawasan sentra penghasil cabai rawit.

BACA JUGA: Harga Cabai Kualitas Super Rp 40 Ribu per Kilogram

Petani kawasan tersebut tak hanya memasok kebutuhan cabai untuk wilayah Banyuwangi dan sekitarnya. Cabai Wongsorejo juga sudah tembus pasar di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia.

Sementara itu, hasil pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Sabtu, lahan pertanian cabai rawit milik petani Wongsorejo tidak menghasilkan panen yang melimpah seperti bulan lalu.

BACA JUGA: Surat dari Anas Untuk Ibu-Ibu Hebat di Banyuwangi

”Karena curah hujan yang tinggi dan sering hujan pada malam hari. Jadi tanaman cabai tidak mengembang dan daun cabai menjadi keriting,” ujar Ahmad, 45, petani cabai di Desa Bangsring.

Kenaikan harga cabai yang drastis tersebut juga diikuti dengan kualitas hasil panen cabai yang buruk.

Selain mudah terkena penyakit cacar buah, cabai yang dipanen juga lebih basah dan mudah busuk jika dikirim ke luar daerah.

Newi, 45, seorang pengepul cabai di Kecamatan Wongsorejo mengatakan, harga cabai diprediksi akan terus mengalami kenaikan. Karena sejauh ini, panen cabai di wilayah Wongsorejo semakin berkurang.

Selain hasil panen yang buruk, cabai rawit Wongsorejo hanya cukup memenuhi pasar lokal.

”Saya biasanya kirim ke luar wilayah seperti Surabaya, Jakarta, dan Kalimantan. Namun untuk sekarang cabai hanya mampu memenuhi pasar lokal Banyuwangi saja,” ucap Newi.

Newi menambahkan, dirinya biasanya mampu menampung hasil panen cabai petani hingga 40 ton sehari.

Namun akhir-akhir ini, pengepul asal Desa Bangsring itu hanya bisa mendapatkan sekitar 20 ton cabai sehari.

”Hasil panen petani turun drastis. Setiap musim hujan harga cabai selalu naik. Dua tahun lalu saja harga cabai rawit bisa tembus Rp 100 ribu per kg,” tandas Newi. (kri/bay/c1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Cabai Merangkak Naik


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler