Jelang Pilpres, Pengamat dan Akademisi Bermuka Dua Tumbuh Subur

Sabtu, 14 Juni 2014 – 17:54 WIB

jpnn.com - JAKARTA- Jelang Pilpres 9 Juli nanti, muncul fenomena unik di kalangan akademisi, pakar dan pengamat.

Banyak dari mereka, sebenarnya juga ikut larut dalam gegap gempita Pilpres dengan menjadi 'timses non formal' bagi kandidat tertentu, alias bermuka dua

BACA JUGA: Ada Inkonsistensi Kubu Prabowo-Hatta soal Dokumen DKP

Hal tersebut merupakan pengamatan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan.

Artinya, diam-diam mereka jadi timses. Tapi atribut dan predikat, masih menyebut sebagai akademisi kampus, pakar, pengamat yang netral.  

BACA JUGA: Timses Jokowi-JK: Obor Rakyat Tidak Beri Pendidikan Politik Baik

"Padahal 'gizi', akses dan kepentingannya diakomodir capres atau teamnya. Kenapa mereka nggak nyebut disini sebagai pendukung atau bagian timses kandidat?" ungkap Ramadhan, Sabtu (14/6).

Bahkan, ada pengamat dan akademisi yang sudah jelas-jelas bagian dari pendukung kandidat, tapi masih menyebut sebagai akademisi kampus, pakar atau pengamat.

BACA JUGA: Mau Kampanye Sukses? Tiru Moto Rumah Makan Padang

"Ini sangat tidak fair. Ini pembohongan publik," sergah Wakil Ketua Komisi I DPR ini.

Di sisi lian, Ramadhan menaruh hormat terhadap Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan yang gentle mendeklarasikan dirinya sebagai bagian timses Jokowi-JK.

Dia tidak menutup-nutupi. "Sehingga publik bisa proporsional mencermati opininya. Nah bandingkan dengan yang lain-lain? Kenapa mereka nggak bisa fair seperti Anies. Kenapa penakut? Mau main save ya? Atau jadi jurkam terselubung?" kata Ramadhan. (rmo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lomba Menulis Surat untuk Jokowi Ramai Peminat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler