jpnn.com, SAMARINDA - Jelang Ramadan, harga bawang putih di sejumlah pasar di Samarinda, Kaltim, sedang melambung. Biasanya hanya Rp 25 ribu per kilogramnya, namun saat ini sudah mencapai Rp 50 ribu.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan, kenaikan harga jelang Ramadan merupakan hal biasa, karena hampir semua daerah terjadi.
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Harga Bahan Pokok Meroket
Hal itu terjadi akibat meningkatnya permintaan barang. Tapi kenaikan harga tidak terlalu berfluktuasi besar, sehingga masih bisa diatasi.
“Kita berusaha memantau 34 provinsi di Indonesia agar seluruh stok terjamin dan tidak menyebabkan kenaikan harga,” ujarnya saat inspeksi dadakan di Pasar Segiri, Samarinda, Selasa (23/4).
BACA JUGA: Jadi Mualaf, Roger Danuarta Siap Jalani Puasa Pertama
Meski ada kenaikan harga, dia menilai Kaltim sebagai salah satu daerah yang sangat bagus dalam menerapkan harga bahan makanan. Hampir semua sesuai harga eceran tertinggi (HET).
BACA JUGA: Waspadai Kenaikan Harga Tiket Pesawat Jelang Lebaran 2019
BACA JUGA: Jelang Pemilu Kok Harga Bawang Mendadak Naik ?
Ini dapat dipenuhi karena stok di Kaltim sangat tercukupi. Berdasar laporan yang ia terima, Bulog sudah menyediakan 21 ribu ton beras, sedangkan kebutuhan hanya 3.000 ton per bulan. Artinya stok beras di Bulog cukup hingga beberapa bulan ke depan.
“Sejak dua hari lalu sudah dilakukan pemantauan harga di Balikpapan dan Samarinda. Dari 14 komoditas yang dipantau ada beberapa yang sudah mengalami kenaikan harga seperti bawang putih. Harganya di pasaran sudah mencapai Rp 50 ribu,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, pemerintah sudah menggelontorkan komoditas yang mengalami kenaikan. Seperti Balikpapan sudah diberikan stok bawang putih sebesar 2,5 ton, Samarinda 11 ton. “Itu harus bisa membantu menurunkan harga yang sudah cukup tinggi di pasaran,” katanya.
Dia mengatakan, untuk bawang putih saat ini 90 persen masih impor. Oleh karena itu, pihaknya berusaha menjaga kestabilan harga mungkin dengan memasok lebih banyak bawang impor. Tingginya impor bawang saat ini masih dibutuhkan untuk kestabilan harga.
“Permintaan yang cukup banyak membuat harga di pasaran meningkat tajam. Kita masih butuh impor agar harganya lebih rendah. Namun, kita tetap tingkatkan produktivitas bawang dalam negeri. Agar sedikit demi sedikit bisa mengurangi ketergantungan impor dengan pemenuhan kebutuhan dari petani lokal,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa observasi di pasar tradisional dan distributor. Untuk suplai bahan pangan di Samarinda dan sekitarnya cenderung aman. Hanya, di beberapa yang sudah mengalami kenaikan harga, seperti cabai, bawang putih, dan bawang merah.
“Untuk suplai sangat aman. Kenaikan ini disebabkan kebiasaan harga yang sudah naik. Makanya kita imbau masyarakat jangan panik dan membeli berlebihan,” ujarnya.
BACA JUGA: PascaPemilu 2019, Reaksi Pasar Keuangan Masih Lesu
Pihaknya juga mengimbau untuk para pedagang agar tidak menaikkan harga secara berlebihan karena permintaan yang melonjak. Boleh menaikkan tapi jangan terlalu tinggi, agar tidak memengaruhi inflasi Kaltim.
“Kenaikan harga pasti terjadi. Namun, kami berusaha menekan agar kenaikannya tidak terlalu memberikan tekanan terhadap tingkat inflasi kita,” tutupnya. (*/ctr/ndu/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masalah Cuaca Picu Kenaikan Harga Bawang
Redaktur & Reporter : Soetomo