jpnn.com, JAKARTA - Bulan Suci Ramadan tampaknya tak akan membuat KPU RI terhindar dari berbagai tudingan-tudingan kecurangan. Hari ini (5/5), sejumlah tokoh yang menamakan Gerakan We Don't Trust mendeklarasikan sikap menolak hasil Pemilu 2019.
Sikap tersebut disampaikan salah satu inisiator Gerakan We Don't Trust, Permadi dalam konferensi pers di Bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (5/5).
BACA JUGA: Pesan Menhan Ryamizard Saat Sosialisasi Bela Negara di CFD Bundaran HI
Permadi menjelaskan hasil real count yang dirilis KPU merupakan wujud keberpihakan penyelenggara Pemilu yang menguntungkan petahana Joko Widodo.
"Kami menolak hasil real count yang ditetapkan oleh Komisioner KPU RI selama itu merupakan wujud keberpihakan KPU kepada petahana," ujar Permadi.
BACA JUGA: PAN Persoalkan Molornya Penghitungan Suara di Kecamatan
Bukan tanpa alasan, Permadi menyebut dalam penyelenggaraan Pemilu kali ini petahana dengan segala akses telah mengatur jalannya Pemilu dan merusak kesucian suara rakyat.
"Secara meyakinkan Presiden Jokowi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama telah melakukan kejahatan terhadap kedaulatan rakyat Indonesia," jelasnya.
BACA JUGA: Caleg Koruptor Raih Suara Terbanyak, Wouw Banget!
Dengan dugaan kecurangan tersebut, Gerakan We Don't Trust juga meminta kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk memakzulkan Presiden Jokowi.
"Jika tuntutan ini diabaikan maka sesuai UUD 1945 pasal 1 ayat 2, kami sebagai rakyat berdaulat akan melakukan tindakan tegas sesuai konstitusi," tegas Permadi.
Deklarasi ini dihadiri juga oleh Habib Umar Al Hamid, Eggy Sudjana, dan Amir Hamzah. (rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Teratas, NasDem Hanya Raih 1 Kursi
Redaktur & Reporter : Adil