Jelang Ramadan, Kementan Gelar Aksi Promosi Cabai Harga Petani, Catat Waktunya!

Selasa, 05 Maret 2024 – 21:23 WIB
Masyarakat bisa membeli harga cabai jauh lebih murah melalui Aksi Promosi Cabai Harga Petani yang digelar Kementerian Pertanian menjelang Ramadan, yakni mulai 1-10 Maret 2024. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan) Prihasto Setyanto secara resmi melepas truk pengangkut Aksi Promosi Cabai Harga Petani.

Kegiatan ini merupakan bentuk upaya Kementan untuk menstabilkan harga komoditas cabai menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.

BACA JUGA: Menjelang Ramadan, Kementan Pastikan Pasokan Cabai Dijamin Aman

“Ini merupakan upaya pemerintah untuk membantu masyarakat ketika saat harga cabai sedang tinggi," kata Prihasto di Pasar Mitra Tani Hortikultura (PMTH), Senin (4/3).

Kegiatan Aksi Promosi Cabai Harga Petani berlangsung selama sepuluh hari menjelang Ramadan, yakni mulai 1-10 Maret 2024.

BACA JUGA: Produksi Bawang Merah dan Cabai Diyakini Aman Menjelang Puasa dan Lebaran

Ini merupakan program lanjutan dari tahun lalu, di mana Kementan menggunakan stok lapangan untuk dijual dengan harga murah.

Pada 2023 lalu, stok lapangan mencapai 2.700 ton dan terus ditingkatkan di tahun ini untuk kebutuhan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Harga Cabai Meroket, IPB Dampingi Petani Maksimalkan Produksi Lahan

"Tahun 2024 ini kami tingkatkan lagi (stok lapangan) bersama champion yang sewaktu-waktu dibutuhkan untuk dijual dengan harga lebih murah dari harga di pasar. Hari ini adalah bagian dari kegiatan tersebut. Saat ini kami melakukan sebanyak delapan titik dan ini diharapkan bisa dilakukan terus-menerus,” ujar Prihasto.

Selain di Jakarta, aksi tersebut dilaksanakan di 7 provinsi dan tersebar di 18 Kabupaten Champion Cabai, seperti Magelang, Temanggung, Semarang, Kebumen, Banjarnegara, Wonosobo, Cianjur, Bandung, Sumedang, Garut, Sukabumi, Malang, Banyuwangi, Sleman, Kulon progo, Solok, Enrekang dan Lombok Timur.

Saat ini, harga cabai rawit merah di pasaran berada di kisaran Rp 60-70 ribu sementara cabai keriting di angka Rp 80-90 ribu per kg.

Dalam pelaksaaan aksi promosi ini, harga jual ditentukan lebih murah Rp 5 ribu dari harga pasar.

"Di aksi promosi ini harga jual untuk cabai rawit merah dijual dalam bentuk kemasan per setengah kilogram Rp 20 ribu atau Rp 40 ribu per kilogram," terangnya.

Sementara cabai keriting merah dijual dalam kemasan 0,5 kg per kemasan Rp 25 ribu atau Rp 50 ribu per kg yang jauh dari harga pasar.

"Tentunya ini berkat kerja sama dengan para champion cabai yang diharapkan dapat terus-menerus kami laksanakan,” harap Prihasto.

Berdasarkan data 2023, jumlah produksi cabai rawit mencapai 1.503.518 ton dengan total kebutuhan sebesar 977.566 ton.

Neraca cabai rawit surplus terhitung sebesar 525.951 ton.

Begitupun untuk komoditas cabai besar, jumlah produksi tahun 2023 mencapai 1.543.945 ton, dengan kebutuhan sebesar 961.449 ton sehingga neracanya surplus 582,496 ton.

Namun dengan kondisi El Nino yang panjang menyebabkan musim tanam menjadi mundur.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman secara tegas mendorong jajarannya untuk menggenjot produksi cabai untuk memastikan inflasi nasional semakin terkendali.

Sejak 2016 sampai sekarang Indonesia tidak pernah mengimpor cabai segar.

Prihasto mengatakan bahwa ini merupakan hasil kerja keras Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura untuk memastikan cabai selalu tersedia.

Dia menyampaikan Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki fasilitasi nursery yang berfungsi untuk penyediaan benih siap tanam yang tersebar di 37 titik di 31 provinsi.

"Satu unit nursery bisa menghasilkan dua juta benih. Pada tahun 2023, sejumlah 37 nursery tersebut ditargetkan mencapai 6.600 ton,” sebutnya.

Selain nursery, Kementan juga memiliki program pengembangan kawasan penyangga di sentra-sentra cabai, fasilitasi greenhouse, kegiatan pekarangan pangan Lestari (P2L), alokasi benih untuk petani dan lainnya.

Kata Prihasto, tentunya peran kementerian atau lembaga lain, pemerintah daerah, BUMD dan Bank Indonesia sangat dibutuhkan dalam stabilisasi pasokan dan harga cabai.

"Kita harus perkuat kembali sistem kerja kolektif, kerja kolaboratif, kerja cerdas, kerja keras dan kerja ikhlas dari segenap stakeholder agar ancaman dan tantangan anomali iklim bisa kita lalui dengan baik dan selamat,” pungkasnya.

Dalam acara ini turut hadir Asdep Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Perekonomian Yuli Sri Wilanti, Asisten Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Monitor Bank Indonesia Lesli Djuranovik.

Selain itu juga hadir perwakilan Badan Pangan Nasional, Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia dan Guyup Rukun PIKJ. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler