JAKARTA - Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Gunaryo, menerangkan bahwa program Minyakita akan kembali digalakkan pada awal Agustus mendatangHal itu dilakukan guna mengantisipasi lonjakan permintaan minyak goreng menjelang bulan Ramadhan
BACA JUGA: Bulog Jaga Harga Beras Jelang Ramadhan
"Hal ini dilakukan pemerintah untuk menghadapi dan menangani tingginya permintaan minyak goreng (migor) menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri," jelas Gunaryo di Jakarta, Kamis (22/7).
Menurut Gunaryo, dalam jangka menengah Kementrian Perdagangan juga akan menyediakan kemasan Minyakita dalam kemasan 1 liter, 500 ml dan 250 ml
Untuk harga Minyakita, Kemendag menetapkan seharga Rp 8.500 per liter, sehingga lebih murah dibanding minyak goreng curah
BACA JUGA: Pengadilan Pajak Bakal Dibuka di Daerah
Selain itu, nantinya harga tersebut akan menjadi harga jual yang sampai ke tangan konsumenLebih jauh Gunaryo menambahkan, sepanjang tahun 2010, harga minya goreng (migor) bisa dikatakan stabil dan cenderung mengalami penurunan
BACA JUGA: Pemerintah Segera Usulkan RUU Pembebasan Tanah ke DPR
Disebutkan, harga rata-rata migor nasional hingga saat ini mengalami penurunan sebesar 0,03 persen apabila dibandingkan dengan minggu kedua bulan Juli 2010, yakni dari Rp 9.296 per kg menjadi Rp 9.293 per kg“Untuk saat ini potensi persediaan migor cukup tinggiHal ini dikarenakan bulan Juli-September merupakan panen puncak Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan siklus produksi kelapa sawit,” ungkap Gunaryo.
Selain itu, lanjut Gunaryo, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Ketahanan Pangan, saat ini menunjukan bahwa persediaan migor untuk bulan Juli 2010 tercatat sebesar 895.402 ton, sedangkan konsumsi untuk bulan yang sama hanya sebesar 459.827 tonDengan demikian stok yang ada masih cukup.
Selanjutnya, dalam rangka menghadapi bulan puasa dan hari raya Idul Fitri 2010, lanjut Gunaryo, pengadaan migor pada bulan Agustus 2010 dipredikasi akan mencapai 945.676 ton dan September 1.121.438 tonSedangkan, konsumsi pada bulan Agustus diperkirakan hanya sebesar 551.792 ton dan September sebesar 620.766 ton(Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Merasa Kecewa, Menkeu Mengaku Puas
Redaktur : Tim Redaksi