Jelang Satu Abad, PBNU Memberi Perhatian Khusus pada Gerakan Perempuan NU

Minggu, 21 Agustus 2022 – 07:17 WIB
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Satu Abad NU Yenny Wahid saat memberikan keterangan pers terkait Peringatan Satu Abad NU di Jakarta, Sabtu (20/8). Foto: Dok. PBNU

jpnn.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang akan berusia satu abad pada Februari 2023 mendatang akan memberi perhatian khusus terkait Gerakan Perempuan NU sebagai salah satu cara untuk memaknai eksistensi NU satu abad mendatang.

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan NU perlu melakukan terobosan melalui tiga kebangkitan secara simultan, meliputi kebangkitan intelektual, kewirausahaan, dan teknokratis.

BACA JUGA: KNPI dan PBNU Bertemu, Bahas Peran Pemuda untuk Persatuan Nasional

Untuk hal itu, PBNU menggelar Workshop NU Women sebagai rangkaian peringatan Harlah Satu Abad NU (1443 – 1444 H), yang diselenggarakan pada Sabtu – Minggu, 20 – 21 Agustus 2022 di Jakarta.

Yenny Wahid selaku Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Satu Abad NU menjelaskan Workshop NU Women ini bertujuan untuk merumuskan kerangka konsep Blueprint Gerakan Perempuan NU Satu Abad.

BACA JUGA: Jalin kerja sama dengan PBNU, Mendag Dorong UMKM Santri Naik Kelas

Menurut Yenny, gerakan ini akan menjadi acuan dalam melakukan sejumlah kajian tematis secara mendalam untuk membuat blueprint dan roadmap “Gerakan Perempuan NU Satu Abad Mendatang”.

Blueprint ini akan menjadi buku induk dalam perencanaan program strategis jangka pendek, menengah dan panjang.

BACA JUGA: Gagas NU Women, Erick Thohir Buktikan Keberpihakan pada Perempuan

Kemudian diimplementasikan bagi gerakan perempuan NU secara struktural, maupun kultural dalam mendukung kebijakan PBNU secara berkesinambungan selama satu abad ke depan.

“Hal ini untuk memperkuat gerakan perempuan NU secara masif, terstruktur dan sistemik, NU perlu memiliki blueprint, yang berisi garis besar konsep yang komprehensif dan holistik yang bisa menjadi acuan bersama bagi gerakan perempuan NU satu abad mendatang baik secara struktural maupun kultural,” ujar Yenny Wahid.

Yenny Wahid juga menegaskan bahwa NU Women bukanlah sebuah badan otonom (banom), tapi menjadi sebuah hub, atau  sekretariat bersama dimana stakeholdernya adalah semua Banom NU.

Adapun tujuan NU Women. Pertama, melakukan enhancement dimana pelakunya adalah banom yang dipilih sesuai dengan kesepakatan.

Kedua, sebagai ruang perjumpaan dan koordinasi serta berbagi peran dan tugas agar efisien dan tidak terjadi duplikasi.

Ketiga, ajang konsolidasi di tatanan global, melalui fasilitasi dan koordinasi baik di struktural banom, maupun kepentingan Nahdlatul Ulama.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Tsaquf saat memberikan pengarahan menjelaskan Workshop NU Women ini sebagai bagian rangkaian peringatan satu Abad NU.

Bagi Yahya, Gerakan Perempuan NU selama ini merupakan inisatif yang sudah dibuat pendahulu yang sejak Muktamar pada 1938 telah memberi ruang partisipasi kepada perempuan.

Penting baginya, NU mendorong kesadaran tentang perubahan peradaban, karena sejak awal NU didirikan sebagai inisiatif untuk merintis dan respons NU terhadap perubahan peradaban. NU Women ini diharapkan menciptakan konstruksi wacana yang baru, yang nyata-nyata dibutuhkan oleh masyarakat.

“Dengan demikian, NU perlu penegasan tentang posisi kita, tidak reaksioner tetapi mengambil inisiatif. Ini mencerminkan, bagaimana para ulama mencari jawaban, sudut pandang, dan perspektif pendekatan,” tegas Yahya.

Workshop NU Women ini dihadiri 60 Perempuan yang merupakan unsur Badan Otonom Perempuan NU seperti Muslimat, Fatayat, IPPNU, Kopri, serta elemen Ulama perempuan NU, Aktifis Perempuan NU dan Perempuan akademisi NU.

Kegiatan ini juga menghadirkan beberapa narasumber antara lain Nyai Alissa Wahid (Ketua PBNU), Nyai Badriyah Fayumi (Ketua KUPI), Prof. Musdah Mulia (ICRP), Nani Zulminarni (Pendiri PEKKA), Kyai Husein Muhammad (Syuriah PBNU), Kamala Chandrakirana (Aktivis Perempuan/Ketua Komnas Perempuan 2004-2009).(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler