jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak Mendikbudristek Nadiem Makarim segera menyiapkan pedoman masa pengenalan lingkungan sekolah/masa orientasi sekolah (MPLS/MOS) di masa pandemi Covid-19.
Hal itu dinilai penting mengingat sekolah akan menghadapi awal semester baru di tahun ajaran baru 2021/2022 pada Juli nanti.
BACA JUGA: Mas Menteri Nadiem Canangkan PTM Terbatas, Begini Respons Psikolog Anak
Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri mengatakan, siswa baru membutuhkan pedoman pelaksanaan MPLS masa pandemi di tengah masifnya penyebaran varian baru virus Corona yang banyak menyasar usia anak.
“Kami mendesak Mas Nadiem segera menyiapkan pedoman MPLS/MOS. Sebab, para siswa baru akan segera masuk sekitar dua minggu ke depan,” ujar Iman, Jumat (25/6).
BACA JUGA: HRS Divonis 4 Tahun Penjara, Ruhut Sitompul: Harus Bersyukur
Menurut Imam, pedoman pelaksanaan MPLS/MOS di masa pandemi ini penting segera dibuat, agar sekolah bisa menyiapkan konten MPLS/MOS yang bermakna, aman, tetap kreatif, dan menggembirakan bagi siswa baru.
"Skema MPLS/MOS harus diselenggarakan secara daring," ucapnya.
BACA JUGA: Warga Mendatangi Kantor Polisi dan Menyerahkan Ratusan Pucuk Senjata Api
P2G juga mengingatkan jangan sampai ada sekolah yang memaksakan siswanya masuk mengikuti MPLS/MOS nanti, meskipun hanya 3 hari dan jumlah anaknya dibatasi.
Jika itu sampai dilakukan kata Iman, tentu sangat berisiko bagi nyawa dan kesehatan siswa, guru serta keluarganya.
Iman menambahkan, kondisi pandemi Covid-19 yang makin parah membuat pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas akan kian sulit dilaksanakan.
“Kami meminta Mas Nadiem menunda pembukaan sekolah dan PTM yang rencananya akan dilaksanakan pada pertengahan Juli 2021," ucap guru sejarah itu.
P2G juga meminta pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) agar bisa menahan laju sebaran Covid-19. Apalagi, organisasi itu masih mendapat laporan masih ada daerah yang melakukan uji coba PTM.
Beberapa daerah itu, seperti Kabupaten Bogor, Ponorogo, Pacitan, Situbondo, Labuhan Batu Utara, Tanah Datar, Bima, Kota Medan dan daerah lainnya.
"Walaupun siswa sudah beres ujian kenaikan kelas, tetapi para guru masih masuk," pungkas eks wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia ini. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad