PADANGPARIAMAN- Anak-anak sekolah SMA 1 Kayu Tanam terpaksa harus jalan kaki sejauh 5 kilometer untuk sampai ke sekolahnyaItupun harus melewati jembatan Padanglapai yang risikonya tingga karena sudah berumur ratusan tahun
BACA JUGA: 18 Imigran Banglades Diamankan
Hal ini lantaran jembatan di Nagari Anduring Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padangpariaman, yang ambruk pada Jumat (16/4) lalu, belum juga diperbaiki.Syawirman, Camat 2 x 11 Kayu Tanam, mengakui jembatan Padanglapai, sebagai alternatif yang digunakan warga saat ini, memang sangat rawan
BACA JUGA: Pimpinan PLN Bengkalis Diminta Mundur
Sebab tidak ada lagi akses ke luar selain dari jembatan tersebutBACA JUGA: Kejahatan Marak, Sopir Kenakan Id Card
Tidak hanya anak sekolah, aktivitas warga sekitar juga terganggu akibat putusnya akses transportasi iniPantauan Padang Ekspres (grup JPNN), jembatan yang dibangun zaman Belanda itu, kini sudah mulai lapukInformasi dari masyarakat sudah banyak pengendara yang jatuh dari jembatan karena kondisinya sudah tidak stabilTiga nagari yakni Anduring, Kayu Tanam dan Guguak terancam terisolasiKarena itu, perbaikan jembatan Anduring yang menghubungkan tiga nagari tersebut dengan dunia luar harus segera dilakukan
Bayangkan saja, di Nagari Anduring itu ada sekitar 7.300 wargaOtomatis, dengan ambruknya jembatan sepanjang 300 meter itu, aktivitas mereka menjadi tidak normalJembatan tersebut sebetulnya masih baru, dibangun tiga tahun lalu dengan dana dari Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) provinsi sebesar Rp3 miliarNamun hantaman banjir membuat jembatan tersebut ambruk.
Akibat terjangan banjir, Jumat (16/4) lalu, bagian sebelah barat jembatan ambruk ke bawah, sementara bagian lainnya miringMenurut Syawirman, jembatan yang ambruk itu tidak cukup hanya direnovasi, melainkan harus dibangun ulangPihak Kecamatan sudah berkoordinasi dengan pemkab, agar disampikan ke provinsiMenurutnya, Dinas PU sudah melakukan pengecekan(cr10/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suhu Tinggi, Banyak Warga Indrapura Melepuh
Redaktur : Tim Redaksi