Pembangunan tersebut akan melibatkan berbagai investor asing diantaranya investor dari Persatuan Emirat Arab (PEA)
BACA JUGA: Pondokan Haji Bakal Lebih Jauh
Dubes RI untuk PEA MBACA JUGA: RUU KUHP Berikan Evaluasi Hukuman Mati
“Sesuai studi awal yang dilakukan oleh Prof
BACA JUGA: BPK Siap Diaudit Negara Asing
Wiratman Wangsadinata, dengan bahan ringan namun kuat dan didukung teknologi pembuatan jembatan generasi ketiga, maka Jembatan Jawa-Sumatera akan mampu bertahan jika terjadi gempa dengan kekuatan 9 skala richter,” ujarnya dalam keterangan resminya yang dipublikasikan Sabtu (26/7).Wahid sebelumnya atas permintaan Kantor Pusat Informasi Wakil Perdana Menteri Persatuan Emirat Arab (PEA) memberikan presentasi tentang proyek jembatan yang menghubungkan Jawa dan Sumatera dengan judul The Java-Sumatera Super Bridge pada 21 Juli 2008 bertempat di Gedung Pusat Informasi Wakil PM PEA
Presentasi tersebut dihadiri kalangan diplomat, para peneliti senior, pengusaha, akademisi, media massa dan masyarakat setempat.
Dubes mengemukakan alasan-alasan di balik ide pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa-Sumatera, manfaat yang diperoleh baik secara ekonomi maupun sosial budaya
“Perkembangan terakhir proyek jembatan tersebut adalah sudah dilakukannya berbagai hal termasuk pre-feasibility study dan rencana feasibility study yang akan dilakukan dengan memperhitungkan aspek teknologi, finansial dan sosial budaya,” ungkapnya
Wahid juga menyinggung mengenai peranan investor yang siginifikan dalam mega proyek tersebutBeberapa peserta menanyakan mengenai mengapa sampai sekarang proyek jembatan tersebut belum juga terlaksana, mengingat ide pembangunan jembatan sudah cukup lama.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Dubes mengatakan karena proyek raksasa dengan investasi yang sangat besar, maka perlu studi khusus yang mencakup berbagai aspek seperti teknologi, finansial dan sosial budaya
“Namun dalam beberapa tahun terakhir, khususnya setelah dilakukan studi oleh ProfDrWiratman, Pemerintah mulai serius mengerjakan proyek tersebut mengingat keuntungan jangka panjangPeraturan Presiden tentang pembangunan proyek tersebut akan segera dikeluarkan,” lanjutnya.
Kemudian, pertanyaan lainnya yang mengemuka adalah mengapa Indonesia tidak mengekspor hasil sumber daya alamnya ke PEA, khususnya hasil pertanian, mengingat Indonesia negara besar yang memiliki wilayah yang luas dan kaya akan sumber daya alam
Wahid menjelaskan bahwa KBRI saat ini sedang mencari informasi tentang proyek-proyek pertanian yang dapat ditawarkan kepada calon investor khususnya dari PEA“Indonesia memiliki potensi yang besar dan mengharapkan kerjasama yang saling menguntungkan,” pungkasnya(iw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Resepsi Mewah Adinda Bakrie
Redaktur : Tim Redaksi