jpnn.com, SIMALUNGUN - Jembatan Sidua-dua di Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, kembali diterjang longsor dengan intensitas besar, Rabu (23/1) malam sekitar pukul 19.30 WIB.
Pantauan di lapangan, tanah longsor menyebabkan satu dari dua jembatan tidak bisa dilintasi. Persisnya jembatan di sebelah kiri dari arah Siantar menuju Parapat.
BACA JUGA: Bawa 15 Kg Sabu-sabu, Brigadir S dan Rekannya Ditembak Polisi
Arus lalu-lintas pun langsung terganggu. Karena arus kendaraan hanya bisa melalui jembatan dari arah Parapat ke Siantar.
Camat Girsang Sipanganbolon, Boas Manik, membenarkan longsor terjadi sekira pukul 19.30 WIB. “Satu jembatan tertimbun. Volume longsor kurang lebih setinggi 1 metern
dengan lebar sampai 20 meter,” ujar Boas saat dihubungi Sumut Pos, tadi malam.
BACA JUGA: Terjatuh, Murid SD Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi
Hingga pukul 22.30 WIB, menurut Boas, pihaknya belum mengetahui pasti kondisi di lapangan, apakah ada kendaraan yang tertimbun longsor atau tidak. “Sampai saat ini, kami masih menunggu alat berat untuk melakukan evakuasi lumpur yang menutupi satu jembatan. Ini saya mau turun ke lokasi mengecek lapangan,” katanya.
Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyantno mengatakan, pihaknya sudah menurunkan petugas ke lapangan untuk mengatur arus lalu-lintas. Akibat terjangan longsor, arus lalu-lintas dari Siantar menuju Parapat terpaksa dibuat sistem buka tutup.
BACA JUGA: Material Longsor Dibersihkan, Arus Lalin Siantar-Parapat Kembali Lancar
Senada, Plh Kepala BBPJN II, Bambang Pardede, juga membenarkan terjadinya longsor yang untuk ke-9 kalinya menerjang Jembatan Sidua-dua Rabu malam. Namun perihal kondisi terkini di lapangan, ia belum mengetahui. “Ya longsor malam ini. Untuk informasi detilnya, saya belum mendapat laporan dari tim di sana,” ujarnya kepada Sumut Pos.
Pihaknya memastikan, petugas selalu siaga di lokasi bencana. “Tim kami standby di sana bersama petugas kepolisian dan Dishub setempat. Untuk perkembangan lebih lanjut, saya kabari lagi besok ya,” pungkasnya.
BMKG: Curah Hujan Meningkat
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I mengatakan, curah hujan memang meningkat saat longsor terjadi di jembatan Siduadua, Desa Sibaganding, Girsang Sipanganbolon, Simalungun.
“Lihat dulu faktor alamnya. Apa faktor cuaca atau lingkungan. Bila dilihat dari unsur meteorologi, curah hujan memang ada peningkatan saat itu, “ ujar Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilyah I, Syahnan, Rabu (23/1).
BMKG menilai, akumulasi hujan-hujan itu yang menyebabkan longsor. Namun penyebab pastinya, hingga kini masih dievaluasi semua pihak terkait. Dan belum ada rekomendasi mengenai penyebab pasti longsor tersebut.
“Setahu saya belum ada kesimpulan. Semua unsur terkait masih rapat, bukan BMKG saja, “ kata Syahnan.
Tentang cuaca di Sumatera Utara, saat ini masih masa peralihan menuju musim panas yang mulai mendekat. “Namun hujan masih akan ada. Karena memang pola cuaca di Sumatera Utara biasanya seperti itu.
“Sumut berbeda dengan di Jawa. Kalau di Jawa, saat musim kemarau benar-benar kering bahkan sampai retak-retak tanah. Kalau di sini, musim kemarau juga masih ada hujan, “ sambung Syahnan.
Untuk akhir musim hujan dan masuk musim panas, BMKG memprediksi, akan berlangsung hingga akhir Januari 2019. Namun meski musim kemarau, tetap akan ada hujan. (dvs/prn/ain)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Respons Gubsu Soal Longsor yang Menerjang Jembatan Sidua-dua
Redaktur & Reporter : Budi