Jembatani Kelompok Kebangsaan dan Islam, Ahmad Basarah Dianugerahi Muslim Award

Selasa, 22 Desember 2020 – 09:38 WIB
Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah. Foto: Humas MPR.

jpnn.com, JAKARTA - Ada yang unik dalam acara penganugerahan award berbagai kategori yang diberikan oleh Media Moeslim Choice Network di studio TVRI Jakarta, Senin (21/12) malam.

Penonton bersorak karena di antara 26 penerima award yang rata-rata dari kalangan Islam, tiba-tiba muncul tokoh politik dari PDI Perjuangan Ahmad Basarah.

BACA JUGA: Ahmad Basarah: Bela Negara, Generasi Muda Harus Mewaspadai Balkanisasi Nusantara 

Ketua DPP PDI Perjuangan dan Wakil Ketua MPR ini dipilih karena dianggap menjadi jembatan antara kelompok kebangsaan dan Islam. 

Ketua Panitia Seleksi Moeslim Choice Award 2020 Zulfahmi Jamba mengatakan sebelum  penganugerahan ini berlangsung, panitia seleksi sudah dua tahun mencermati gerak-gerik dan sepak terjang politik, membaca karya-karya tulisnya, juga ceramah-ceramah dan berita-berita yang menulis tentang Ahmad Basarah.

BACA JUGA: GMNI Dukung Ahmad Basarah jadi Mensos dan Menteri BUMN

"Dari situ kami menyimpulkan nominator kami Ahmad Basarah ibarat jembatan yang menghubungkan antara kelompok nasionalis dengan kelompok Islam. Makanya, dia kami pilih," kata Zulfahmi.

Selain Ahmad Basarah, elite politik dari PDI Perjuangan yang juga dianugerahi award oleh Moeslim Choice Network adalah Menteri PAN dan RB Tjahjo Kumolo, dan Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah untuk kategori Good Governance Award.

BACA JUGA: Bamsoet: Almarhum Taufiq Kiemas Pantas Mendapat Penghargaan Sebagai Bapak Empat Pilar MPR RI

Dalam kategori ini, Menteri PUPR  M. Basoeki Hadimoeljono,  Mendagri  M. Tito Karnavian juga menerima award yang sama. 

"Saya mau menerima Democracy Award ini untuk menjadi jembatan silaturahmi yang baik antara kelompok nasionalis dan kelompok Islam seperti yang dinarasikan oleh panitia saat penganugerahan berlangsung karena hal ini penting untuk menjaga keutuhan NKRI," kata Basarah dalam pidato singkat penganugerahan dirinya sebagai penerima Democracy Award 2020. 

Pengakuan bahwa Ahmad Basrah layak mendapat Democracy Award juga disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Moeslim Choice Gunawan Effendi.

Menurut Gunawan, sudah lama lembaga yang dipimpinnya melihat nuansa Islam menonjol di PDI Perjuangan, dan itu tidak terlepas dari peran politik Ahmad Basarah.

"Dia dengan baik dan bijak melanjutkan gagasan dan legacy almarhum Taufiq Kiemas yang melahirkan organisasi sayap Islam PDI Perjuangan bernama Baitul Muslimin Indonesia,’’ jelasnya.  

Saat berdialog dengan Ahmad Basarah, Kamis (17/12) lalu, Zulfahmi terkejut saat diberitahu bahwa nominator Democracy Award tersebut ternyata  juga dosen pascasarjana di Universitas Islam Malang.

Dia juga baru tahu ketua panitia pembangunan Masjid At Taufiq di kantor DPP PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, adalah Ahmad Basarah. 

Menurut Gunawan, ada hal unik ketika PDI Perjuangan dituduh partai pendukung PKI dan anti-Islam, Ahmad Basarah dan kawan-kawannya di Baitul Muslimin Indonesia justru menggagas digelarnya kegiatan salat Idulfitri dan Iduladha di markas PDI Perjuangan di  Lenteng Agung.
Lalu, melanjutkan tradisi baik ini dalam bentuk salat Jumat dan pengajian rutin di DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Media Moeslim Choice Network juga mencatat sejumlah prestasi Ahmad Basarah hingga ia terpilih sebagai nominator Democracy Award 2020.

Di antara catatan Zulfahmi adalah Ahmad Basarah dikenal sebagai salah satu aktivis 1998 yang melahirkan era reformasi,  mengawal hasil reformasi lewat jalur partai politik, mengawal Negara Pancasila lewat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI.

Kemudian, meluruskan sejarah bangsa tentang proses pembentukan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara di jalur akademis, mendorong penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan Pembentukan Komisi Ideologi Negara.

Zulfahmi juga mencatat Ahmad Basarah konsisten merajut Islam dan kebangsaan, antara lain dengan ikut mendirikan Bamusi,  berjuang bersama Nahdlatul Ulama, mendukung Kasman Singodimedjo sebagai Pahlawan Nasional, menjadi tokoh di balik lahirnya Hari Santri Nasional, menjadi pengajar di Universitas Islam Malang (UNISMA) sekaligus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). 

Kemudian, menjadi Ketua Panitia Ad-Hoc 1 Haluan Negara MPR RI, dan terakhir menerima tanda kehormatan Bintang Jasa Utama oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 2020. (*/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler