Jenazah Ardi Kurniawan tak Ikut Dimakamkan secara Massal

Jumat, 05 Oktober 2018 – 07:29 WIB
Ardi Kurniawan. Foto: dok.Radar Malang

jpnn.com, BATU - Satu dari tiga atlet paralayang yang hilang sejak gempa bumi berkekuatan 7,4 skala ritcher melanda Palu dinyatakan meninggal. Dia adalah Ardi Kurniawan, sementara Reza Kambey dan Fahmi Rizky Rahmadea masih dalam pencarian.

Mereka diduga tertimbun reruntuhan Hotel Roa-Roa, tempat para atlet paralayang menginap. Jenazah Ardi yang rencananya akan diterbangkan ke Malang untuk dikebumikan di tempat asalnya daerah Songgokerto, Batu terpaksa batal. Kondisi jenazah Ardi sudah tidak memungkinkan untuk dibawa pulang.

BACA JUGA: Saat Franky Kowaas Berangkat ke Palu, Bingkai Fotonya Jatuh

“Dengan berbagai pertimbangan, keluarga juga telah mengikhlaskan, maka jenazah dimakamkan di Palu,” ujar Ketua Paralayang Jatim Arif Eko Wahyu kepada Jawa Pos.

Arif menuturkan Ardi tidak dimakamkan secara massal bersama dengan korban meninggal lainnya. Sehingga masih bisa diambil sewaktu-waktu jika pihak keluarga menginginkan. Sebab, makamnya akan dipisahkan dan diberi tanda nama almarhum.

BACA JUGA: Ardi Kurniawan Sempat Pulang Jenguk Istri dan Dua Anaknya

Di sisi lain, pihak keluarga Serda Fahmi masih terus menanti kabar dari anak pertama mereka. Fahmi bertolak ke Palu untuk mengikuti Kejuaraan Paralayang Lintas Alam pada Senin (24/9) lalu. Saat itu, dia diantar oleh sang ayah, Bambang Tri, ke Singosari untuk bergabung bersama rombongan dari Batu.

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Bandara Juanda. Itu adalah kali terakhir Bambang berkomunikasi dengan sang anak.

BACA JUGA: Menpora Minta Keluarga Ikhlaskan Jasad Ardi Dikubur di Palu

Menurut cerita Bambang, selama ini dia memang jarang berkomunikasi dengan Fahmi. Namun selalu memantau perkembangan sang anak dari sosial media Instagram miliknya. Akun @fahmiruddo tersebut cukup update mengunggah foto maupun video kegiatan yang dilakukannya.

Unggahan terakhir Fahmi adalah lima hari lalu. Di hari yang sama ketika gempa bumi melanda Palu. Dalam fotonya Fahmi sedang duduk sambil menikmati segelas kopi. Dia juga tidak lupa menandai tempat foto tersebut diambil, yaitu Hotel Roa-Roa.

“Dia bahkan sudah satu bulan tidak masuk dinas. Anaknya aktif sekali ikut kegiatan paralayang. Selama September ini dia pergi ke Manado, Ponorogo, Wonosobo, terakhir, ya, Palu ini,” tutur Bambang sambil terus melihat foto sang anak di layar telepon genggamnya.

Fahmi mulai mengenal paralayang pada 2014. Saat itu, dia sudah menyelesaikan pendidikannya sebagai TNI Angkatan Udara di Solo. Tidak lama kemudian, dibuka pendaftaran untuk pendidikan sebagai atlet paralayang.

Fahmi pun tertarik. Sejak saat itu, Fahmi kerap terbang kemana-mana. Bahkan dia termasuk salah satu atlet yang ikut memecahkan rekor MURI terbang bersama 110 pilot di Bali, 2016 silam.

BACA JUGA: Ardi Kurniawan Sempat Pulang Jenguk Istri dan Dua Anaknya

“Fahmi ini kayak nggak ada takutnya sama sekali. Anaknya supel. Temannya banyak,” ucap Bambang. Dia kemudian menunjukkan unggahan video Fahmi yang sedang terbang di atas laut.

Salah satu saudara Fahmi mengungkapkan keluarga sangat terpukul atas kejadian yang menimpa tentara berpangkat Sersan Dua (Serda) ini. “Kami berharap semoga ada mukjizat untuk Fahmi,” kata Rini. (feb)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setiap Kali Jafro Megawanto Bertanding, Ibunya Berpuasa


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler