jpnn.com, JOGJA - Maestro lukis Djoko Pekik yang meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Panti Rapih Yogyakarta pada Sabtu (12/8) akan dimakamkan pada Minggu (13/8).
Jenazahnya akan dikebumikan di Taman Makam Seniman Giri Sapto, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul.
BACA JUGA: Berita Duka, Pelukis Ternama Indonesia Djoko Pekik Meninggal Dunia
Anak ketiga Djoko Pekik, Inten Lugut Lateng, mengungkapkan almarhum sendiri yang meminta dikebumikan di permakaman khusus seniman itu.
“Sudah disiapkan makamnya oleh Bapak sendiri. Sudah beberapa tahun yang lalu disiapkan," kata Inten.
BACA JUGA: Selamat Jalan, Pak Djoko Pekik
Lebih lanjut Inten menjelaskan ayahnya meninggal dalam perjalanan menuju ke RS Panti Rapih, Kota Jogja, pada pukul 08.10 WIB.
Menurut Inten, ayahnya dibawa ke rumah sakit karena muntah-muntah dan badannya hangat.
BACA JUGA: Kisah Butet soal Anggrek Putih dari Bu Mega dan Semangat untuk Pulih
“Ternyata di perjalanan Bapak meninggal," tutur Inten.
Menurut Inten, tiga pekan lalu ayahnya menjalani rawat inap di RS Panti Rapih selama dua minggu karena jatuh yang mengakibatkan tulang tangan kirinya patah.
Sejak itu, kondisi kesehatan Djoko Pekik menurun sehingga tidak bisa berkarya lagi.
"Rokok, ya, masih rokok. Makan, ya, masih banyak. Cuma untuk mobilitas terbatas. Harus pakai kursi roda dan dituntun," kata Inten.
Semasa hidup, Djoko Pekik dikenal sebagai ayah yang baik dan seniman peduli terhadap kolega.
Inten menuturkan belum lama ini ayahnya menyempatkan hadir dalam pameran tunggal pelukis Nasirun di Kota Magelang, Jawa Tengah.
"Terakhir ke Magelang, acara Nasirun," tutur Inten.
Jenazah Djoko Pekik didoakan di RS Panti Rapih lalu dibawa ke rumah di Bantul pada Sabtu siang.
Mobil yang membawa jenazah Djoko Pekik melalui Jalan Malioboro, kemudian berbelok ke arah barat menuju rumah lama almarhum di daerah Wirobrajan.
Mobil jenazah itu berhenti beberapa saat di tempat tinggal lama Djoko Pekik, lalu melanjutkan perjalanan menuju ke Bantul.
"Bapak itu kalau pergi ke mana saja pasti pulangnya minta lewat Malioboro. Enggak peduli mau macet mau apa, harus lewat Malioboro. Paling senang melewati lampu-lampu di Malioboro, sama kalau ada 17-an begini banyak hiasan-hiasan," kata dia.
Misa rekuiem untuk Djoko Pekik dilaksanakan pada Sabtu malam di kediamannya di daerah Sembungan, Bantul.
Sebelum Djoko Pekik dimakamkan pada Minggu (13/8), para seniman akan menggelar acara bersama untuk mengenang dan menghormatinya.
Djoko Pekik lahir di Grobogan pada 2 Januari 1937. Dia memperoleh pendidikan formal di bidang seni saat menjadi mahasiswa Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.
Setelah peristiwa berdarah 1965, Djoko Pekik ditangkap oleh penguasa Orde Baru karena dianggap terkait dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat atau LEKRA, organisasi yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Djoko pun menjalani masa hukuman dengan tinggal di balik terali besi selama tujuh tahun di Lapas Wirogunan, Yogyakarta.
Pada 1998, Djoko Pekik membuat lukisan berjudul 'Berburu Celeng' yang menghebohkan. Lukisan itu laku dengan harga Rp 1 miliar, angka fantastis pada saat itu.(Antara/jpnn.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pahlawan Celeng
Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi