Jenazah Korban Penembakan Freport Dikirim ke Sultra

Minggu, 23 Oktober 2011 – 05:09 WIB

TIMIKA – Kematian Nunu, sapaan keluarga buat Yunus (20), korban penembakan di Mile 40, area PT Freeport Indonesia (PTFI) pada Jumat (21/10) lalu, menjadi peristiwa yang sangat menyedihkan bagi keluarga yang ditinggalkan

Banyak kenangan ditinggalkan Yunus sebelum meninggal

BACA JUGA: Mesum Ditindak, Korupsi Dibiarkan

Almarhum dikenal memiliki pribadi yang santun, rajin dan sering bercanda baik kepada keluarga maupun sahabatnya


Hal tersebut disampaikan kakak ipar korban, Ode  Nuriati, saat Radar Timika mendatangi rumah duka yang terletak di Jalan Srikaya, Kampung Timika Jaya (SP 2), Sabtu (22/10) siang.

Di rumah duka nampak hadir sejumlah sanak-saudara dan orang-orang terdekatnya

BACA JUGA: Atasi Banjir, Pekanbaru Siap Bangun Waduk

Jenazah Alm
Yunus dibaringkan di dalam peti kayu yang diletakkan di atas meja di ruang tamu sebuah rumah tembok bercat hijau

BACA JUGA: Kalbar Butuh 8 Ribu Guru



Meskipun mereka saat itu masih dirundung duka yang mendalam, tetapi suara tangisan dan teriakan tidak lagi banyak terdengarBerbeda saat jasad AlmYunus masih berada di Ruang Jenazah Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika sehari sebelumnyaBeberapa keluarganya menangis histeris melihat jasad Yunus terbaring kaku

Sabtu (22/10) kemarin, pihak keluarga menyatakan telah mengihlaskan sepenuhnya kepergian Yunus, dan tidak ingin menuntut apapun atas kejadian tersebut“Keluarga telah mengihlaskan kepergiannya (Yunus)Segala sesuatunya sudah diatur oleh Allah,” jelas Titi Kisnani yang merupakan tante alamarhum Yunus.

Pihak keluarga saat itu sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk memulangkan jasad  Yunus ke kampung halamannya di Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra)

Kakak Yunus, Jafar, dan keponakannya, Novi, akan mengantar pemberangkatan jenasah Yunus sampai tiba di kampung halamannyaDari Timika, jenazah Yunus diterbangkan dengan pesawat Merpati hari Sabtu (22/10) kemarin pukul 14.00 WIT

Informasi yang diperoleh keluarga Yunus dari pihak maskapai, menyatakan pesawat tersebut akan singgah di Kota Makassar, kemudian hari ini (Minggu, 23/10) akan berangkat ke Bau-bauSehingga jenazah akan bermalam di Makassar, sebelum dikirim selanjutnya ke Bau-bau.

Nuriati mengatakan Yunus datang ke Timika sekitar satu tahun lalu“Awalnya bekerja sebagai buruh bangunan, sebelum bekerja menjadi penjaga warung (kios) di Mile 40,” kata Nuriati

Kata Nuriati, Yunus bekerja menjaga kios milik Lapa Deu (38) di kali kopi (Mile 40) itu baru delapan hari, sebelum peristiwa tragis itu merenggut nyawanya.

Sebelum mendapat kabar tentang kematian Yunus, Nuriati mengatakan dirinya sempat mendapat suatu firasat bahwa akan ada seseorang meninggal“Sebelumnya saya ada firasat, dua mata saya ini goyang-goyang, kayak mau menangis,” ungkapnya

“Kita terima kabar kalau dia meninggal sekitar jam 12.00 WIT, tetapi waktu jam 09.00 WIT, ponakannya, Rajab (2 tahun), sudah teriak pangil-pangilBapak, Nunu datang… Bapak, Nunu datang, sambil nunjuk ke arah jalan depan rumah,” beber Nuriati

Menurut Nuriati, Rajab merupakan keponakan kesayangan YunusSemasa tinggal di Kampung Timika Jaya (SP 2), Yunus sering menggendong keponakannya itu.

Sementara Nini, kakak sepupu almarhum, yang merupakan ibu Rajab mengatakan, sebelum Yunus pergi ke Mile 40, sempat memperlihatkan tingkah yang tidak seperti biasanya

“Sebelum meninggal, dia (Yunus) sempat bikin repot keluargaDia minta handbody sama sayaKatanya, dia mau ke kota (Timika)Dia juga meminta anting sama Novi, ponakannyaSampai dia meninggal, anting itu tetap dia pakai,” papar Nini.

Tidak hanya ituNuriati yang merupakan kakak ipar almarhum, mengaku sempat dimintai uang sebesar Rp 30 ribu sebelum Yunus pergi ke Mile 40

“Waktu dia di atas, dia meminta saya mencucikan pakaiannyaDia juga minta diisikan pulsaWaktu itu saya juga tidak tau kenapa saya mengiyakan terus permintaannya,” papar Nuriati.

Titi Kisnani juga mengungkapkan bahwa sebelum berangkat ke Mile 40, Yunus sempat menyalami tangannya sampai beberapa kali“Katanya mohon doa restu, semoga dapat rejeki yang banyak di sana,” ungkap Titi.

Nini mengungkapkan Yunus pernah mengatakan kepada dirinya bahwa sudah lelah berada di TimikaDia berencana pulang ke kampung halamannya saat lebaran haji nanti

“Dia bilang ke saya, kenapa sudah satu tahun ini tidak ada hasilnya (kerja)Tidak ada (uang) yang bisa saya kirimkan buat orangtua di kampungKatanya, dia mau cari uang tiket untuk pulang ke kampung,” papar Nini.

Nini mengenang Yunus sebagai peribadi yang rajin bekerja“Kalau disuruh dia langsung pergi, dia orangnya humoris, dia juga senang dengar musik dan dia rencana mau bawa salonnya (speaker) ke kampong, kalau dia pulang,” ujarnya

Nini berencana membawa speaker itu saat dia pulang ke Bau-bau nanti, untuk memenuhi rencana Yunus sebelum meninggal.

Sementara itu, Jafar, kakak almarhum saat itu terlihat masih sangat shok dan kebingunganJafar menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga yang lain untuk mengurus keberangkatan jasad adiknya ke kampung halaman

“Saya terserah saja, saya ikut suara terbanyak saja apakah akan berangkat hari ini (kemarin) atau besok (hari ini),” papar Jafar saat pihak Maskapai Merpati menawarkan dua opsi pemberangkatan jenazah Yunus.

Kemarin hadir juga di rumah duka Yunus adalah Kepala Suku Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Kabupaten Mimika, AKP Lang Gia, yang tiba dengan mengendarai mobil.

Jenazah Etok akan Dimakamkan

Sementara itu, jenazah korban penembakan lainnya, Alex Etok Laitowono hari Sabtu (22/10) kemarin masih disemayamkan di rumah duka di Jalan Serui Mekar, Gang Nangka, Timika

Informasi dari keluarga korban menyatakan pemakaman jenazah Etok akan dilaksanakan hari ini (Minggu, 23/10) sekitar pukul 12.00 WIT, setelah sebelumnya digelar ibadah pemakamanJenazah Etok akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kamoro Jaya (SP 1)(ken/qq)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peralatan E-KTP Digondol Maling


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler