jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memberikan arahan kepada jajarannya terkait rencana kerja sama program pendidikan dokter spesialis (PPDS) dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Jenderal Andika meminta jajarannya menyiapkan dokter-dokter spesialis rumah sakit (RS) militer menjadi pengajar PPDS. Mantan Panglima Kostrad itu menegaskan bahwa pengajar bukan hanya prajurit TNI aktif atau purnawirawan.
BACA JUGA: Jenderal Andika: Jangan Lupa, Mereka yang Bukan Putra dan Putri TNI Boleh Masuk
“Jadi, sekali lagi kepada semuanya, tenaga pengajar nanti tidak hanya militer aktif, kalau memang ada, bahkan bukan PNS, bukan juga purnawirawan,” kata dia kepada jajarannya sebagaimana disiarkan kanal Jenderal TNI Andika Perkasa di YouTube yang diakses di Jakarta, Senin (14/3).
Mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) itu menambahkan bahwa kalau bisa dokter yang sudah bekerja di RS militer tersebut, bahkan yang telah memiliki jam terbang tinggi.
BACA JUGA: Jenderal Andika Kepada Irjen Fadil Imran: Saya Pasti Mendukung
“Dokter spesialis itu sudah bekerja di situ (RS militer), itu bagus. Makin senior, kan, makin bagus, dokter itu (soal) jam terbang. Namun, asal yang bersangkutan juga mau, sukarela dan siap untuk menuntaskan, dan yang penting itu komitmen,” katanya.
TNI menyiapkan tiga RS militer dari tiga matra untuk dijadikan sebagai PPDS bekerja sama dengan Unair Surabaya.
BACA JUGA: Jangan Meremehkan Penyakit Kulit, Konsultasikan dengan Dokter Spesialis yang Tepat
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayjen TNI dr. Budiman saat memberi laporan kepada Jenderal Andika menyampaikan ada tiga RS militer yang disiapkan.
Ketiganya adalah RS Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta, RS Pusat TNI Angkatan Laut (RSPAL) dr. Ramelan Surabaya, dan RS Pusat TNI Angkatan Udara (RSPAU) Hardjolukito Yogyakarta.
Jenderal Andika setelah menerima laporan itu lanjut bertanya ke masing-masing matra TNI mengenai jumlah RS militer yang siap jadi rumah sakit jejaring pendidikan dokter spesialis.
Kapuskes TNI AD Mayjen TNI dr Purwo Setyanto menyampaikan pihaknya menyiapkan lima RS yang berada di bawah naungan TNI AD untuk menjadi RS jejaring.
Dalam pertemuan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan TNI AL Laksma TNI dr Agus Guntoro melaporkan ke Jenderal Andika bahwa ada dua RS TNI AL (RSAL) yang siap jadi jejaring.
Terakhir, Kepala Dinas Kesehatan TNI AU (Kadiskesau) Marsma TNI dr. Isdwiranto Iskanto menyampaikan ada dua RS TNI AU yang siap jadi jejaring, yaitu RSAU dr. Esnawan Antariksa di Jakarta, dan RSAU dr. M. Salamun di Bandung, Jawa Barat.
Setelah mendengar laporan itu, Jenderal Andika pun langsung memberikan arahan kepada jajarannya.
Seperti diketahui, Mabes TNI dan Unair Surabaya menjalin kerja sama meningkatkan jumlah dokter spesialis di lingkungan TNI.
Kerja sama yang resmi terbentuk pada tahun ini memungkinkan PPDS diselenggarakan di RS militer.
Walaupun demikian, proses seleksi dan kurikulumnya akan dirancang oleh Universitas Airlangga.
Dalam sebuah pertemuan yang lain, Jenderal Andika Perkasa mengatakan bahwa kerja sama itu penting karena TNI perlu meningkatkan jumlah dokter spesialisnya. Sebab, tidak hanya di lingkungan TNI, jumlah dokter spesialis secara nasional juga masih belum memadai.
Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih saat meresmikan kerja sama dengan TNI bulan lalu menyebut ada sekitar 41.000 dokter spesialis dan sekitar 145.000 dokter umum di Indonesia. Dengan demikian, saat ini satu dokter spesialis harus melayani kurang lebih 6.000 orang. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy