Jenderal Andika Menang Dalam 4 Aspek, Tetapi Laksamana Yudo Lebih Panjang

Senin, 04 Oktober 2021 – 13:31 WIB
KSAL Laksamana Yudo Margono. Foto: Dispen Lantamal V

jpnn.com, JAKARTA - Berdasarkan riset Setara Institute, KSAD Jenderal Andika Perkasa lebih unggul dari KSAL Laksamana Yudo Margono dan KSAU Marsekal Fajdar Prasetyo untuk menjadi Panglima TNI.

Jenderal Andika dianggap memiliki beberapa keunggulan aspek dari dua jenderal tersebut.

BACA JUGA: Eks Danjen Kopassus Berharap Calon Panglima TNI Diketahui Sebelum DPR Reses

"Rata-rata kami menemukan bahwa para ahli menilai bahwa Jenderal Andika itu unggul dibanding dua kandidat lainnya," kata Peneliti Setara Institute Ikhsan Yosarie saat memaparkan hasil riset bertajuk Catatan Kinerja Reformasi TNI 2021 dan Temuan Survei Opini Ahli tentang Kandidat Panglima TNI yang dilaksanakan secara virtual, Senin (4/10).

Ikhsan menuturkan pihaknya menggelar riset sejak 20 September hingga 1 Oktober 2021.

BACA JUGA: Semangat! Mari Sambut Hari Senin dengan Membaca Doa Berikut

Setara Institute memoret indikator penilaian terhadap individu-individu calon Panglima TNI yang mencakup aspek integritas, akseptabilitas, kapabilitas, responsivitas, dan kontinuitas.

Pada aspek integritas, Andika Perkasa meraih 7,84 persen, Yudo 7,83 persen, dan Fajdar mendapatkan 7,70 persen.

BACA JUGA: Restrukturisasi Pertamina Dinilai Bisa Tingkatkan Kinerja

Pada aspek akseptabilitas, Andika 8,04 persen, Yudo 7,78 persen, dan Fadjar 7,65 persen.

Kemudian pada aspek responsivitas, Andika masih unggul dengan nilai 8,20, Yudo 8,11, dan Fajdar 7,99.

Lalu, pada aspek kapabilitas, Andika 8,25, Yudo 8,15, dan Fadjar 8,03.

Namun, pada aspek kontinuitas Jenderal Perkasa kalah dari Yudo. Yudo dianggap lebih muda sehingga memiliki waktu yang panjang jika menjadi Panglima TNI.

"Secara umum, Andika Perkasa mengungguli calon lainnya untuk empat dimensi integritas, akseptabilitas, kapabilitas dan responsivitas," jelas dia.

Riset menggunakan metode penelitian kuantitatif dalam bentuk survei menggunakan metode purposif.

Survei ini dilakukan terhadap seratus ahli yang telah dipilih dan ditetapkan Setara Institute dengan klasifikasi yang spesifik dan relevan dengan penelitian ini, yakni mereka ahli pada isu pertahanan dan keamanan serta hak asasi manusia.(tan/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Yessy
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler