jpnn.com, JAKARTA - Jenderal Gatot Nurmantyo menilai, Marsekal Hadi Tjahjanto memang cocok menjadi panglima TNI berikutnya karena masa pensiunnya masih lama.
Di luar itu, Gatot juga berharap Presiden segera memensiunkan dirinya.
BACA JUGA: Siapa pun Jadi Panglima, Soliditas TNI Harus Utama
Niat untuk pensiun lebih cepat itu disampaikan Gatot, usai mengikuti persiapan pemeriksaan laporan keuangan pemerintah pusat 2017 di Istana Bogor kemarin (5/12).
Saat ini, nama Hadi sudah masuk ke DPR untuk menjalani fit and proper test. ’’Sebaiknya, begitu sudah diputuskan oleh DPR disetujui, jangan lama. Jangan menunggu saya sampai Maret lagi,’’ ujar Gatot
BACA JUGA: Hadi Tjahjanto Ingin Dekat dengan Ortu, Suka Nonton Arema FC
Jenderal kelahiran Tegal itu memang baru memasuki masa pensiun per 1 April mendatang.
Dia khawatir, terjadi dualisme di tubuh TNI bila jeda antara persetujuan DPR dengan turunnya keppres terlalu lama.
BACA JUGA: Semoga Tak Ada Pergantian Panglima TNI Hingga Pemilu 2019
Di satu sisi panglima baru telah terpilih, namun di sisi lain panglima sebelumnya masih menjabat.
’’Saya kerja pekewuh, Pak Hadi juga. Lebih baik, begitu selesai, tidak lama mungkin satu minggu atau lima hari (turun keppres), memberi kesempatan saya utuk pamitan,’’ lanjutnya.
Gatot akan memosisikan diri di belakang. Dia siap mendampingi Hadi untuk orientasi kepemimpinan sebagai panglima TNI.
Gatot menuturkan, momen pergantian panglima kali ini sudah tepat. Mengingat, 2018 merupakan tahun politik.
Untuk mengawal tahun politik tersebut di antara tiga kepala staf yag ada saat ini, Hadi dinilai paling memenuhi syarat dibandingkan KSAD maupun KSAL.
Hadi, tutur Gatot, merupakan perwira yang tergolong masih muda. Saat ini, Hadi berusia 54 tahun dan baru akan pensiun per 1 Desember 2021.
’’KSAL pensiun Mei 2018. KSAD pensiun Januari 2019, sehingga kalau jadi panglima TNI hanya sebentar,’’ tutur alumnus Akmil 1982 itu.
Lagipula, Hadi memang sudah dipersiapkan untuk menjadi panglima, tidak secara mendadak.
Posisi Hadi ke depan menurut Gatot cukup krusial. Dia akan menjadi panglima TNI saat Indonesia memiliki dua gawe besar dalam dua tahun berturut-turut. Yakni, Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Kontestasi politik akan sangat kental, sehingga berpeluang pula untuk berpengaruh pada kondisi keamanan nasional.
Saat disinggung rencananya usai pensiun, Gatot menyatakan bakal menebus hutangya 35 tahun belakangan.
Gatot mengaku tidak pernah mengambil cuti selama 35 tahun kariernya di TNI. Termasuk saat terlibat dalam tujuh kali operasi militer.
’’Anak-anak saya tumbuh berkembang tanpa gendongan saya, sehingga saya merasa berutang kepada keluarga saya.’’
Gatot tidak sempat melihat anak-anaknya tumbuh dewasa. Karena itu, dia akan melampiaskannya dengan cara memanjakan cucunya. ’’Saya tidak mau kalah dengan presiden,’’ kelakar Gatot.
Namun, ketika disinggung mengenai kemungkinan terjun ke dunia politk, Gatot belum mau berandai-andai.
Saat ini, dia masih menjadi panglima TNI, di mana ada aturan yang melekat kepada dia. Sehingga, tidak etis membicarakan hal lain di luar kariernya sebagai prajurit TNI.
Meskipun demikian, Gatot tetap memberikan jawaban diplomatis. Mengenai karier barunya selepas pensiun, tidak tertutup kemungkinan dia berpartisipasi lewat jalur lain.
’’Sebagai prajurit, walaupun pensiun, manakala negara memanggil saya siap mengabdi. Nyawa pun saya berikan,’’ tambahnya. (byu/bay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Minta DPR Segera Memproses Calon Panglima TNI
Redaktur & Reporter : Soetomo