Jendral Gatot dan Cerita Sejarah Penggantian Khalid bin Wali

Jumat, 09 Februari 2018 – 22:54 WIB
Jenderal Gatot Nurmantyo. Foto: Suryanto/Radar Surabaya/dok.JPNN.com

jpnn.com, INDRAMAYU - Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menepis anggapan di tengah publik yang menyebut dia dipecat Presiden Joko Widodo.

Menurut Jenderal Gatot, dia bukan dipecat melainkan digantikan posisinya sebagai Panglima TNI oleh Marsekal Hadi Tjahjanto.

BACA JUGA: AHY Paling Potensial Jadi Cawapres Dibanding Gatot

"Saya tidak dipecat. Tapi digantikan," ujar Jenderal Gatot Nurmantyo saat memberikan kuliah umum di pesantren Ma'had Al Zaitun, Indramayu, baru-baru ini.

Ini disampaikannya setelah seorang peserta kuliah umum menanyakan alasan dia dipecat Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Gatot Berangkatkan Penjaga Makam Wali Sanga ke Tanah Suci

Setelah menepis kabar itu, Jenderal Gatot mengaku justru berterima kasih kepada Presiden Jokowi.

Pasalnya, Presiden Jokowi, dia nilai, secara tidak langsung telah menyelamatkannya.

BACA JUGA: Gatot Bangga Seniornya Menjabat KSP dan Wantimpres

Jenderal kelahiran Tegal, Jawa Tengah ini menyebut kisahnya mirip dengan penggantian Khalid bin Walid era Khalifah Umar bin Khatab.

Dia pun menceritakan kisah itu dalam kuliah umum sebagai jawaban atas pertanyaan peserta tersebut. (rmo/jpnn)

Berikut isi pidato Jenderal Gatot Nurmantyo saat menjawab pertanyaan tersebut.

Saya tidak dipecat. Tapi digantikan. Tapi seperti saya katakan tadi kita harus senantiasa bersyukur dan berpikiran positif.

(Jenderal Gatot mulai menceritakan penggantian Khalid bin Walid-red)

Pada saat itu panglima perang langsung menghadap panglima tertingginya.

Assalamualaikum Wr Wb.

Hai amirul mukiminin, mengapa saya dipecat.

Lalu dijawab. Walaikumsalam.

Memang benar kamu saya pecah hai Khalid.

Kalau masalah dipecat itu ya biasa saja. Tapi apakah saya punya kesalahan.

Kamu tidak punya kesalahan.

Terus mengapa? Apakah saya ada yang kurang dalam menjalankan tugas sehingga harus dipecat. Apakah saya punya kesalahan.

Khalid, kamu adalah panglimaku yang terbaik. (Sebanyak-red) 100 kali berperang kamu tidak pernah kalah dan selalu menang. Hanya permasalahannya, karena kamu selalu menang dengan gemilang, rakyat semua mengelu-elukan kamu di mana-mana dan itu sangat dekat sekali dengan kesombongan. Maka kamu saya pecat. Untuk menunjukkan tidak usah Allah, hanya Umar saja bisa memecat kamu. Sehingga kamu sadar bahwa kesombongan itu bisa menjadi api neraka untuk kamu.

Maka Khalid meneteskan air mata. Dan besoknya dia ikut berperang bersama yang lainnya.

Namun, banyak prajuritnya yang heran. Seorang panglima diberhentikan diganti oleh juniornya tapi tetap mau ikut berperang. Kemudian (para prajurit-red) bertanya.

Hai Khalid mengapa kamu mau berperang dengan dipimpin oleh anak buah kamu?

Saya berperang bukan untuk mencari jabatan. Tapi saya berperang untuk agama dan negara saya.

Saya mencontoh itu seperti yang saya katakan tadi. Bahwa Allah senantiasa memberikan yang terbaik bagi setiap umatnya.

Jadi sekali lagi saya tidak dipecat. Justru saya berterima kasih kepada Pak Jokowi. Karena secara tidak langsung telah menyelamatkan saya. Dan saya punya waktu untuk ke sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Incar Putra KH Maimun Zubair, PPP Ingin Gatot


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler