jpnn.com, BEIJING - Otoritas China tengah menyiapkan aksi balasan terhadap Jepang kalau memang benar-benar menerapkan pembatasan ekspor semikonduktor.
"Kalau sampai Jepang membatasi kerja sama sektor semikonduktor dan sangat mengganggu kepentingan China, maka China akan bertindak lebih tegas daripada tinggal diam," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Mao Ning di Beijing, Senin.
BACA JUGA: Mengadopsi Teknologi Jepang & Jerman, Pupuk Indonesia Kembangkan Industri Green Amonia
Kementerian Perekonomian, Perdagangan, dan Industri Jepang pada 31 Maret mengumumkan akan mengamandemen Undang-Undang Valuta Asing dan Perdagangan Luar Negeri dengan memperketat kontrol ekspor atas 23 piranti manufaktur semikonduktor kualitas tinggi.
Sejumlah media meyakini amandemen tersebut akan menyulitkan perusahaan Jepang untuk mengekspor komponen utama rangkaian elektronik itu ke China.
BACA JUGA: Perempuan di Jepang Mulai Membuka Suara Soal Rendahnya Angka Kelahiran
"China telah membuat demarkasi dengan pihak Jepang di berbagai tingkatan sebagai bentuk ungkapan ketidakpuasan dan keprihatinan kami," katanya.
Menurut Mao, dalam berbagai kesempatan pihak Jepang telah menyampaikan kenyamanan bermitra dalam perdagangan dan perekonomian dengan China sehingga berkomitmen meningkatkan kerja tanpa berupaya mencampakkan China.
BACA JUGA: Hajar Wakil Jepang, Pramudya/Yeremia Mengawali Spain Masters 2023 dengan Apik
"Kami berharap Jepang bertindak nyata, objektif, fair, dan mengikuti mekanisme pasar," ujarnya.
China merupakan pasar semikonduktor terbesar di dunia. Impor sirkuit terpadu (IC) China telah mencapai 600 miliar dolar AS per tahun.
China juga menjadi pasar ekspor semikonduktor Jepang dengan nilai lebih dari 10 miliar dolar AS per tahun atau sekitar seperempat dari total ekspor komponen semikonduktor Jepang secara global.
Dalam sektor semikonduktor itu, kerja sama China-Jepang berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
"Kontrol ekspor yang menargetkan China tidak akan berdampak terhadap industri dan rantai pasokan semikonduktor, justru akan membuat perusahaan-perusahaan Jepang menderita," kata Mao.
Oleh sebab itu, dia mengingatkan Jepang bersikap bijak dalam membuat keputusan dan menghindari timbulnya permasalahan baru yang kompleks sehingga bisa mengganggu hubungan bilateral dengan China.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke China pada 1-2 April, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi menyatakan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama di segala bidang dengan negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Pembatasan ekspor semikonduktor terhadap China sebelumnya juga diterapkan Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, dan Taiwan. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif