jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin merespons rencana Jepang membuang limbah radioaktif dari PLTN Fukushima ke laut.
Menurut Akmal, Indonesia perlu melakukan mitigasi terhadap dampak rencana Jepang yang membuang limbah nuklir ke laut.
BACA JUGA: Direktur Lesindo Minta Pemerintah Tolak Rencana Jepang Membuang Limbah Nuklir ke Laut
“Kita perlu mempersiapkan dampak terburuk sekaligus melakukan pengawasan,” kata Andi Akmal saat dikonfirmasi pada Jumat (7/7).
Menurut Akmal, Indonesia perlu melakukan pengawasan terhadap produk makanan yang bersumber dari laut. Hal ini untuk memastikan produk makanan olahan tidak terdampak limbah nuklir di laut.
BACA JUGA: Jepang Mau Buang Limbah Nuklir ke Laut, Pemerintah Indonesia Diminta Bergerak
Lebih lanjut, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengingatkan pemerintah Indonesia untuk memastikan tidak ada pembuangan limbah di perairan Indonesia.
“Kita perlu mengawasi kapal-kapal agar tidak membuang limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) di perairan Indonesia,” tegas Akmal.
Akmal kembali mengingatkan agar mencermati dampak pembuangan limbah tersebut.
“Jadi, ini sebagai warning. Kita harus berhati-hati,” tegas Akmal.
Untuk diketahui, Komisi IV DPR RI bermitra kerja dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Keluatan dan Perikanan serta Kementerian Pertanian.
Sebelumnya, Lembaga Studi Indonesia (Lesindo) mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk menolak upaya Jepang yang berencana membuang limbah radioaktif ke laut, meski telah mendapat persetujuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Lesindo Frederikus Lusti Tulis di Jakarta pada Kamis (6/7).
Seperti diketahui, Jepang berencana membuang limbah radioaktif dari PLTN Fukushima ke laut.
Meski badan pengawas Nuklir PBB (IAEI) telah menyetujui, namun rencana tersebut telah menyulut kekhawatiran dan kemarahan di dalam negeri Jepang serta ditolak oleh negara tetangga seperti Korea dan Tiongkok.
“Mereka khawatir limbah tersebut akan berdampak bagi ekosistem laut dan kesehatan di Kawasan,” ujar Fredirikus Tulis.
Lebih lanjut, Frederikus Lusti Tulis menyampaikan badan pengawas nuklir PBB tidak bijaksana dengan mengizinkan Jepang untuk melakukan pencemaran limbah nuklir yang akan berdampak bagi kawasan.
Fredi, demikian nama panggilan Direktur Lesindo ini, menyerukan agar dunia menaruh perhatian dan tidak berpangku tangan.
Dia mengingatkan jangan sampai hal ini menjadi pemicu bagi bencana ekologis. Terlebih Jepang pernah mengalami "penyakit minamata" di sekitar tahun 1950an akibat kecerobohan pembuangan limbah methyl-mercury dari perusahaan Chisso Chemical ke teluk minamata.
“Bencana mengerikan ini jangan sampai terulang kembali,” tegas Fredi.
Menurut Direktur Lesindo ini, rencana Jepang melepas limbah nuklir Fukushima ke laut merupakan tindakan ceroboh, semena-mena serta abai terhadap protes negara lain.
Limbah Nuklir ini sangat membahayakan kehidupan biota laut, yang akhirnya dapat membahayakan kehidupan manusia yang merupakan konsumen produk laut.
Fredi mengatakan limbah yang mengandung radioaktif ini juga sangat mungkin berpotensi terbawa jauh ke perairan Pasifik dan Indonesia, serta bertahan bertahun-tahun mencemari ekosistem lautan dan samudera.
Fredi melihat pemerintah Indonesia terkesan tidak menyadari dampak masalah ini dan seolah tenang-tenang saja.
Oleh karena itu, Fredi mendesak pemerintah Indonesia, melalui kementerian luar negeri, untuk menyampaikan nota protes dan keberatan kepada pemerintah Jepang serta badan pengawas Nuklir PBB.
Dasarnya, kata Fredi, jelas karena ini merupakan ancaman terhadap lingkungan laut dan berdampak bagi kesehatan masyarakat.
"Negara harus melindungi potensi munculnya masalah kesehatan masyarakat Indonesia sebagai dampak pencemaran limbah nuklir ini,” pungkas Fredi.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari