KRISIS nuklir Jepang, kini menjadi krisis duniaJepang sebagai kekuatan ekonomi ketiga dunia sekaligus eksportir berbagai produk pangan berkualitas terpaksa menghentikan pengiriman produk makanan dan minuman (mamin) yang berasal dari empat prefektur di sekitar reaktor Fukushima.
Menjadi krisis dunia karena banyak negara memilih menghentikan import makanan dan minuman dari negara matahari terbit tersebut
BACA JUGA: Kapal Pelni Jemput TKI Arab Saudi
Keseriusan krisis nuklir tersebut juga mendapat perhatian langsung dari tiga badan PBB sekaligus, IAEA, WHO, dan FAO."Isu tentang makanan yang aman (untuk dikonsumsi) menjadi dimensi lain dari kondisi darurat pasca gempa," tulis pernyataan bersama tiga badan PBB di Jenewa Swiss
Meski kondisi reaktor nuklir Fukhusima masih dalam kondisi bahaya, Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amana yakin masalah tersebut bisa diselesaikan
BACA JUGA: Pasukan Inggris Sudah Masuk Libya
"Krisis ini masih belum bisa diselesaikanBACA JUGA: Gempa Myanmar, 75 Tewas
(Tapi) tidak ada keraguan dalam diri saya bahwa krisis (nuklir) ini akan bisa diatasi secara efektif," yakinnya seperti dillansir BBC, (21/3).Keyakinan Amano didukung oleh fakta bahwa sejumlah kemajuan positif telah dihasilkan berkat perjuangan para insinyur dan pekerja di lapanganSistem pendingin di di reaktor nomer 5 dan 6 sudah selesai diperbaiki"Dan tidak ada lagi kekhawatiran yang berlebihan," tandasnya.
Komisi Pengawas Nuklir Amerika Serikat (NRC), yang mengirimkan sejumlah stafnya untuk bekerjasama dengan pemerintah Jepang di Tokyo, menyatakan bahwa kondisi reaktor mulai stabil. NRC menambahkan reaktor 1,2, dan 3 mengalami kerusakan pada ini beberapa bagian intinyaNamun sistem penahannya masih dalam kondisi baik
Media, sepekan terakhir, mulai mengubah sudut pandang laporan mereka tentang bencana tsunami dan gempaSetelah sebelumnya liputan difokuskan pada seputar kejadian dan korban, halaman koran kemudian diisi dengan kisah berani para pekerja reaktor yang berupaya keras memperbaiki PLTN Fukushima di tengah ancaman radiasiNamun media lebih banyak menggambarkan tentang para pekerja dan reaktornyaTak banyak yang mengupas ancama radiasi tersebut bagi korbannya
Para psikolog yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengidentifikasi faktor-faktor pemicu risiko radiasi belum menemukan jawaban memuaskanMereka menyatakan, risiko radiasi nuklir sebagai bahaya yang tak terlihat, misterius, dan sukit dipahamiKhususnya terkait dengan efek menakutkan seperti kanker dan kelahiran cacatRasanya tidak masuka akal.
Di belahan benua biru, tepatnya di Inggris Barat, sebagian peneli mengkhawatirkan bahaya radiasi alami yang tepapar dari bumiRadiasi tersebut dalam bentuk gas radonMereka memperkirakan paparan gas radon tersebut bisa mengakibatkan lebih dari seribu kasus kanker per tahun.
Namun jika radiasi berasal dari sebuah kecelakaan, seperti ledakan reaktor, tidak satu orang pun mampu menjamin bahwa paparannya bisa dikontrol atau dihindari. Karena itulah, tidak mengagetkan jika efek psikologis paparan radiasi nuklir, baik yang alami maupun akibat bencana, sangat kuat
Sebagian dari ribuan tentara yang terpapar radiasi saat menalkukan uji coba bom nuklir menderita cacat seumur hidup, seperti penyakit stres pasca traumaSelain itu efek paparan radiasi nuklir dalam kasus Three Mile Island, Pennsylvania, dekat Harrisburg, Amerika Serikat pada 1979 kebanyakan bersifat psikologis
Sementara itu, diperkirakan, sekitar 17 juta orang terpapar radiasi nuklir dari meledaknya reaktor ChernobylSetidaknya 2 ribu orang di antaranya menderita kanker thyroid setelah mengonsumsi makanan dan susu terkontaminasi nuklir ketika mereka masih anak-anak
Misteri berlanjut ketika menengok kisah 87 ribu korban selamat saat pasukan sekutu membom Kota Hiroshoma dan Nagasaki, pada 1945Mereka bisa bertahan hidupPada 1992, sudah 40 ribu orang dari korban tadi yang meninggalTapi hanya 690 orang dari mereka yang dipastikan tewas karena radiasiSekali lagi, efek psikoligis adalah menjadi paling dominan dari setiap kasus radiasi nuklir(cak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terjegal Parlemen, PM Portugal Mundur
Redaktur : Tim Redaksi