jpnn.com, BERLIN - Pemerintah Jerman tak mau punya andil dalam operasi militer Arab Saudi di Yaman yang telah menyebabkan belasan ribu nyawa melayang. Karena itu, Jerman menyetop ekspor senjata ke Saudi.
Kebijakan ini merupakan bagian dari kesepakatan koalisi antara Partai Uni Demokratik Kristen, Serikat Sosial Kristen, dan Demokrat Sosial yang kini menguasai pemerintahan Jerman.
BACA JUGA: Arab Saudi Siapkan Visa Turis bagi Wanita Tanpa Pendamping
Dengan menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi, Jerman diharapkan bisa menjadi contoh bagi kekuatan Barat dan non-Barat lainnya yang mendukung aksi brutal Saudi di Yaman.
Sekitar 13.600 orang telah meninggal sejak kerajaan yang dipimpin Raja Salman bin Abudlaziz itu melakukan kampanye pengeboman di Yaman pada bulan Maret 2015 lalu.
BACA JUGA: Arab Saudi Siapkan USD 500 Juta demi Rambah Hollywood
Dalam perang ini Saudi memimpin koalisi negara-negara Arab yang diperkuat pasokan senjata dan dukungan logistik dari Amerika Serikat dan Inggris.
Mereka terlibat dalam perang saudara Yaman dengan alasan melindungi pemerintah sah negara tersebut dari serbuan pemberontak Houti.
BACA JUGA: Saudi Janjikan Bantuan Rp 26 T untuk Yaman
Sebuah panel PBB baru-baru ini menyusun sebuah laporan terperinci tentang korban sipil yang disebabkan oleh militer Saudi dan sekutu-sekutunya selama perang.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa koalisi yang dipimpin Riyadh telah menembakkan rudal-rudal mereka ke sasaran sipil. (mel/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika Serikat dan Arab Saudi Beda Pendapat Soal Qatar
Redaktur & Reporter : Adil