jpnn.com - JAKARTA - Pendiri Yayasan Merah Putih Kasih (JHL Foundation) Jerry Hermawan Lo dan TNI Angkatan Darat berkerja sama mendukung kesuksesan program ketahanan pangan yang merupakan cita-cita besar Presiden Prabowo Subianto.
Kolaborasi JHL dan TNI AD, khususnya jajaran Kodam III Siliwangi itu salah satunya ialah menghidupkan lahan tidur seluas 15 hektare di Kampung Lampegan, Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung.
BACA JUGA: Pak Prabowo, Simaklah Komitmen Jerry Hermawan Lo Ini, Semuanya Demi Ketahanan Pangan
"Masyarakat melaporkan kepada kami bahwa ada lahan seluas 15 hektare yang selama empat tahun tidak pernah digarap," kata Dandim 0624 Kabupaten Bandung Letkol Inf Tinton Amin Putra, di sela panen raya di lahan tidur Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung.
Info ini didapat tak lama setelah Tinton dilantik sebagai Dandim 0624 Kabupaten Bandung pada awal Mei 2024. Kelompok petani di sana, lanjut Tinton, tak mau menggarap lahan tersebut lantaran selalu diserang hama.
BACA JUGA: Prabowo Ucapkan Selamat kepada Donald Trump, Berharap Dapat Bekerja Sama Erat
Setiap panen, lahan itu cuma dapat 2-4 ton beras per hektare. Padahal normalnya satu hektar bisa mendapatkan 6,6 ton beras. "Petani rugi terus," katanya.
Dari keresahan petani itu, Tinton langsung berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, kelompok tani setempat dan JHL Foundation. Dia ingin menghidupkan lahan tersebut.
BACA JUGA: JHL Group Menginisiasi Hilirisasi Kelapa, Jerry Pengin Mencetak 1.000 Anak Petani jadi Sarjana
Semua pihak pun menyambut baik keinginan Tinton untuk menghidupkan lahan tidur tersebut, terutama JHL Foundation.
Yayasan yang didirikan pengusaha Jerry Hermawan Lo langsung memberikan dukungan penuh. "Kami memang sudah dua tahun ini fokus di agrobisnis," kata Founder JHL Foundation Jerry Hermawan Lo.
Mereka lantas menggandeng Bang Bara yang merupakan kelompok muda dari Kabupaten Bandung yang punya inovasi membuat pupuk organik untuk meningkatkan produksi beras.
Kelompok ini turut menggandeng IPB dan beberapa pihak memanfaatkan alat canggih untuk produksi. Seperti menggunakan drone untuk menyebarkan pupuk, traktor mini untuk menanam bibit, juga mesin penggiling sehingga gabah bisa langsung menjadi beras.
Untuk pompanisasi dan pengairan juga langsung didukung oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.
Usaha Tinton, Jerry dan semua pihak yang terlibat berbuah hasil. Setelah masa tanam empat bulan, akhirnya jajaran Kodam III Siliwangi, Kodim 0624 Kabupaten Bandung, JHL Foundation, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Perwakilan Bang Bara dan kelompok tani setempat menggelar panen raya.
Hasil panen meningkat drastis. Sebelumnya lahan di Kecamatan Pameungpeuk ini hanya bisa menghasilkan 2-4 ton beras. Dalam panen raya kali ini mereka memanen 8,5-10 ton per hektare.
"Hasilnya luar biasa hampir empat kali lipat. Ini juga melampaui produksi rata-rata nasional," kata Jerry.
Biaya penggunaan pupuk juga bisa ditekan dengan menggunakan pupuk organik Bang Bara. Normalnya dalam proses tanam hingga panen, petani membutuhkan Rp 4 juta per hektare untuk pupuk, sedangkan dengan menggunakan pupuk Bang Bara petani hanya butuh Rp 1,5 juta per hektare sampai panen.
"Tentu saja ini sangat menguntungkan petani. Ongkos produksinya bisa ditekan, tetapi hasilnya jauh lebih banyak," tutur Jerry.
Menurut Jerry, Jawa Barat adalah salah satu daerah pemasok terbesar produksi beras nasional. Berdasarkan data BPS, pada 2023 Jabar bisa menghasilkan 9,1 juta ton gabah kering giling. Saat itu produksi beras nasional per tahun 31 juta ton beras.
"Artinya Jawa Barat adalah salah satu lumbung beras nasional," kata Jerry.
Dengan pilot project yang sudah berjalan ini, Jerry berharap daerah-daerah lain di Jabar bisa menerapkan cara ini untuk meningkatkan produktivitas beras nasional.
"Dengan begitu, program Pemerintah Prabowo untuk swasembada pangan bisa segera terwujud," kata Jerry. (*/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan