Jika Dipaksa, Pilih Keluarga

Minggu, 04 Desember 2011 – 09:22 WIB

TINA Talisa menyebut kenal dengan profesi jurnalisnya saat ini secara tidak sengajaItu berawal saat dia kuliah dan siaran di salah satu radio Bandung akhir 2001

BACA JUGA: Tiap Malam Minta Maaf Suami

Saat itu dia belum berpikiran untuk menukar ilmu kedokteran giginya dengan menjadi jurnalis.

Maklum, bagi mojang kelahiran 24 Desember 1979 itu, siaran yang dilakukan hanya untuk mengisi waktu, menambah teman, dan uang saku
Lantas, dia ikut pemilihan mojang Bandung (2002) dan Jawa Barat (2003) yang sama-sama dimenanginya

BACA JUGA: OVJ Sapa Fans di Lampung

Semakin moncer saat dia menjadi finalis Putri Indonesia 2003.

Setelah itu, dia mulai berkenalan dengan dunia jurnalistik dengan bergabung kepada stasiun TV lokal
Masuk 2004, Tina memutuskan menjadi awak Trans TV meski sempat merasa sulit beradaptasi

BACA JUGA: Yuni Serang Keluarga Raffi

’’Tiga bulan pertama sempat tidak sukaAda culture shock pindah profesi dari kedokteran,’’ katanya.

Dia mencoba bertahan dan mulai nyaman saat memasuki bulan keenam sebagai jurnalisSetahun kemudian Tina semakin mantap pada profesi tersebut dan tidak terlalu memikirkan ilmu kedokteran gigi yang ditekuninya di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

Setelah itu, dia berpindah tempat kerja ke Lativi yang sekarang berubah menjadi TV One pada 2007Di TV tersebut nama Tina semakin dikenal dengan acara Apa Kabar Indonesia (AKI) malamGayanya yang khas seperti menyanyi sebelum acara adalah salah satu penyebabnya.

Karirnya yang terus naik itu membuat Tina tidak pernah menyangka menjadi seperti saat iniYakni, menempati jabatan salah satu manajer di Indosiar setelah meninggalkan TV One’’Saya tidak ambisius dengan jabatanSemua saya biarkan mengalir seperti saat meninggalkan kedokteran gigi,’’ tuturnya.

Apalagi, bagia dia, pekerjaan bukanlah hal yang utama dalam hidupnyaBahkan, Tina menegaskan akan memilih keluarga kalau didipaksa untuk memilih membesarkan karir atau keluargaDia yakin, apa yang diraihnya saat ini merupakan buah dari kerja keras dan doa.

Dipercaya menjadi manajer juga membuat dia tidak terlalu menargetkan banyak hal seperti iniOleh sebab itu, kalau ditanya apa target setelah ini, dia tidak memiliki jawaban spesifik mengenai masa depan karirnya’’Yang penting nyaman dan itu akan berdampak positif kepada kerja,’’ jelasnya.

Meski memiliki prinsip mengalir, Tina bukan lantas bekerja tanpa targetSeperti di armada barunya saat ini, dia sudah memiliki konsep untuk mengubah acara berita yang bertajuk Fokus PagiKalau sebelumnya lebih banyak di hard news, Tina mencoba meramu menjadi lebih inspiratif, kreatif, dan edukatif.

Acara berita tersebut ingin dia ubah pasarnya menjadi tontonan keluarga pada tayangan perdana besok (5/12)Targetnya, lebih banyak features tentang anak-anak berprestasi yang bisa menginspirasi di pagi hariKonsep orang tua yang menginspirasi anak-anak ingin dibalik’’Faktanya, banyak anak yang bisa menginspirasi orang tua,’’ tandasnya.

Seperti anak-anak yang menang olimpiade sains atau olahraga, kerja keras anak itulah yang ingin ditonjolkanDengan begitu, hadir tayangan yang tidak mengkhawatirkan bagi penontonnyaTentu saja Tina tetap menghadirkan itu dengan gaya khasnya seperti tampil cantik dan sesekali bernyanyi’’Perubahan segmentasi ya, tetapi tidak mengurangi minat orang untuk berpindah program,’’ urainya(dim/c4/ayi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Capek Nangis Terus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler