jpnn.com - JAKARTA - Rencana calon presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) untuk menyatukan Kantor Wakil Presiden dengan Kantor Presiden RI dinilai bagus untuk lebih mempercepat koordinasi dan pengambilan keputusan.
"Rencana menyatukan kantor wapres dengan kantor presiden, sebagaimana yang diungkapkan oleh calon presiden Joko Widodo, menurut saya bagus agar koordinasi lebih cepat dan efektif," kata Peneliti LIPI, Asvi Warman Adam, menjawab pertanyaan wartawan, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (21/7).
BACA JUGA: Panglima TNI Yakin Situasi 22 Juli Aman Terkendali
Jika Jokowi menang di Pilres, lanjutnya, pastilah penyatuan kantor wakil presiden dengan kantor presiden terwujud. Sebab secara teknis menurut Asvi, tidaklah terlalu rumit.
"Persoalan terberat nantinya jika Jokowi jadi presiden, bagaimana Jokowi bisa membantah kalau dia itu bukan presiden boneka?," tegas peneliti sejarah politik itu.
BACA JUGA: Peneliti LIPI Yakin SBY Mampu Amankan Pilpres
Untuk membantah tudingan bahwa Jokowi presiden boneka, menurut Asvi tidak hanya bisa dilakukan oleh Jokowi sendiri.
"Ketua Umum PDIP Megawati dan Jokowi harus bersama-sama membantahnya dengan cara menghormati eksistensi Jokowi sebagai Presiden RI," ujarnya.
BACA JUGA: Dorong Rekonsiliasi, Ansor Sarankan Capres Kalah Tak Usah ke MK
Terakhir, Asvi menghimbau seluruh masyarakat agar tetap bersikap kritis teradap Jusuf Kalla (JK) kalau dia terpilih jadi Wakil Presiden RI mengingat JK dengan latar belakang pegusaha.
"JK itu kan banyak perusahannya, rakyat harus kontrol tingkah-laku JK nantinya. Saat JK jadi Wapres mendampingi SBY dulu, kan banyak juga yang kritik kenapa JK lebih memprioritas orang-orang dari etnis tertentu di lingkungannya," pungkas Asvi Warman Adam. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa Hasil Pilpres ke MK Justru Akan Perkuat Keputusan PU
Redaktur : Tim Redaksi