Jika Tercabut Akarnya, Maka Bangsa Itu Menunggu Kematian

Senin, 21 Agustus 2017 – 18:12 WIB
Anggota MPR Haeruddin saat sosialisasi Empat Pilar di Universitas Sangga Buana, Bandung. Foto: Humas MPR

jpnn.com, BANDUNG - Anggota MPR dari Fraksi PAN, Haeruddin mengingatkan mahasiswa ratusan mahasiswa Universitas Sangga Buana, Bandung, bahwa Indonesia saat ini sedang darurat narkoba.

Itu disampaikannya saat sosialisasi Empat Pilar di kampus tersebut, hari ini.

BACA JUGA: Ketua MPR: Jupe Tinggalkan Kesan Mendalam

"Jika sebuah bangsa tercerabut dari akarnya maka bangsa itu akan menunggu kematian. Inilah yang perlu diwaspadai," ujarnya.

Dia menyebut 5 juta orang terkena obat-obat terlarang. Lima puluh orang mati dalam sehari karena narkoba. Narkoba telah membunuh generasi muda.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan: Kalau Dukung Ahok, Istri Bisa Marah Sama Saya

"Narkoba membunuh banyak orang. Mudah-mudahan yang di sini bersih dari narkoba," tegas Haeruddin.

Faktor lain yang menyebab bangsa ini tercerabut dari akarnya, kata dia, karena masyarakat mulai melupakan sejarah.

BACA JUGA: Sosialisasi Empat Pilar, Ketua MPR Kutip Tulisan Mohammad Hatta

Untuk menjadi sebuah negara, memerlukan waktu ratusan tahun, perlu waktu yang panjang.

"Indonesia tak serta merta menjadi sebuah bangsa," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Haeruddin memaparkan berbagai sejarah bangsa, mulai dari zaman kerajaan nusantara hingga masa pergerakan.

Semua sejarah mengandung dan memberikan proses penguatan nilai-nilai kebangsaan.

"Kita mudah diadudomba karena sejarah tak pernah dibuka," ujarnya. "Sosialisasi ini juga sebagai upaya agar bangsa ini tak tercerabut dari akar bangsa," tambahnya.

Dalam sosialisasi itu dikatakan, Indonesia adalah bangsa yang memiliki keragaman.

Meski beragam tapi sepakat untuk bersatu. "Kita bersatu untuk menghadirkan kemajuan, keadilan, dan kemakmuran," paparnya.

Pria asal Garut, Jawa Barat, itu mengajak semua untuk bersyukur sebab bangsa Indonesia masih ada.

Dia membandingkan dengan Uni Soviet dan Jugoslavia yang sudah bubar. "Di sana bubar karena kemakmuran dan kesejahteraan tak hadir," ungkapnya.

Rektor Universitas Sangga Buana, Asep Effendi, dalam sambutan mengatakan sosialisasi ini penting sebab kalau dilihat di masyarakat ada gejala menurunnya pemahaman dan nilai kebangsaan.

"Alhamdulillah, kampus ini mencoba terus mengimplimentasikan Empat Pilar lewat Ospek dan kegiatan Menwa," paparnya.

Menurutnya, paham dan nilai kebangsaan tak selayaknya menyalahkan pihak lain.

Saat ini diakui ada orang yang tak hafal sila-sila Pancasila.

"Inilah yang kami anggap memprihatinkan," katanya. Untuk itu Sangga Buana melakukan berbagai kegiatan untuk mengingatkan Empat Pilar. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MPR Berbagi Pengalaman kepada Presiden Afganistan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ketua Mpr  

Terpopuler