Jimly: Ada yang Curiga Bukan Saya Penulisnya

Kamis, 17 September 2015 – 23:05 WIB
Jimly Asshiddiqie. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie meluncurkan bukunya yang ke-45, Gagasan Konstitusi Sosial. ‎Menurutnya, ia dapat menulis secara produktif di tengah aktivitas yang begitu padat, karena senantiasa tetap belajar dari kehidupan dan mengekspresikannya lewat tulisan.

"‎In‎i adalah buku saya yang ke-45. Ada orang yang bilang, jangan-jangan bukunya dibuatkan orang lain. Alhamdulillah, sampai saat ini saya membuat sendiri. Sebenarnya asal mau saja," ujar Jimly, Kamis (17/9).

BACA JUGA: Rangkul OPM, Jokowi Disarankan Bangun Istana Presiden di Papua

Menurut Jimly, kuantitas waktu ‎seorang Presiden Amerika Serikat, Presiden Indonesia, tukang becak dan seorang satpam, pada hakikatnya sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Cuma kualitas tiap menitnya berbeda, tergantung masing-masing orang menjalankannya.

"Jadi ini soal manajemen. ‎Harus bisa bekerja sambil belajar," ujarnya.

Jimly kemudian mencontohkan ketika dirinya menjadi ketua Mahkamah Konstitusi. Saat itu belum ada buku yang membahas tentang MK.

BACA JUGA: Bangun Desa-desa di Perbatasan jadi Perkotaan

“Jadi ‎buku pertama yang membahas mengenai MK itu adalah saya pada tahun 2002. Saya pun terlibat dalam penyusunanan pasal-pasal tentang Mahkamah Konstitusi. Begitu juga sekarang menjabat Ketua DKPP, saya belajar tentang etika. Saya juga menulis buku Peradilan Etika dan Etika Konstitusi. Jadi prinsip saya adalah sambil bekerja sambil belajar,” kata pria yang juga penulis buku Menegakkan Kode Etik Penyelenggara Pemilu itu.

Dia menambahkan bahwa dalam Alquran Surat Al Alaq, Nabi Muhammad SAW diperintah oleh Allah agar  membaca padahal Nabi Muhammad seorang pria yang buta huruf. Jimly berpendapat bahwa pesan dari perintah tersebut, bukan hanya membaca teks melainkan juga membaca tanda-tanda kehidupan.

BACA JUGA: Kalau Begini, Bisa Jadi Desa-desa di Indonesia Serupa Desa di AS dan Perancis

“Belajarlah dari kehidupan. Kita ekspresikan dengan menuliskannya dan kita bicarakan sehingga berkembang menjadi ilmu pengetahuan,” ujar Jimly.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Teror Jelang Sail Tomini, Jokowi Bimbang?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler