jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali satu mobil dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke acara Silaturahmi dan Halalbihalal di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/7).
Sebelumnya JK bersama Anies juga satu mobil usai bersama-sama hadir dalam rapat koordinasi persiapan Asian Games di kantor INASGOC. Anies dan JK juga hadir semobil pergi dan pulang ke acara Halalbihalal PBNU di kantor PBNU, Selasa (3/7) malam.
BACA JUGA: Anies Akan Dicap Pengkhianat jika Nyapres
Sejumlah spekulasi berkembang. Banyak yang menganalisis bahwa itu pertanda JK dan Anies juga akan bersama-sama menatap pemilihan presiden (pilpres) 2019. Bahkan, ada yang menduga JK akan menjadi king maker mengusung Anies.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, JK adalah seorang negarawan yang lebih berpikir terhadap bangsa daripada kepentingan politik partainya ataupun ego pribadinya.
BACA JUGA: Rupiah Melemah, JK: Jangan Lihat Jeleknya Saja
"Jadi legacy yang beliau selalu katakan, beliau mau tinggalkan itu bagaimana bisa pensiun dengan tenang aman menikmati bangsa ini secara utuh. Itu prinsip-prinsip yang selama saya mengikuti beliau, beliau tanamkan itu," kata Johnny di gedung DPR, Jakarta, Rabu (4/7).
Menurut dia, sebagai negarawan JK tentu harus melakukan komunikasi kepada semua tokoh-tokoh sebagai seorang negarawan di tahun politik ini. Bagi Johnny, hal ini tidak menjadi masalah dan sah-sah saja. "Kalau saya tidak ada masalah makanya dia dari awal selalu katakan tidak akan terlibat di dalam Partai Golkar lagi walaupun dia pernah menjadi Ketum Golkar," ujarnya.
BACA JUGA: Pilpres 2019: Golkar Diprediksi Main Dua Kaki Lagi
Sebagai seorang negarawan, tambah Johnny, JK baik kepada semua orang. Tidak cuma kepada Anies. Buktinya, JK pergi bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan lainnya.
"Tapi, kalau anda tanya sekarang sedang simpang siur soal siapa cawapres ini, kalau anda tanya saya supaya bangsa ini baik ke depan pertahankan berdua itu, Jokowi-JK," kata Johnny.
Memang, kata dia, konstitusi melarang JK maju lagi. Namun, dia menegaskan bahwa konstitusi bukanlah kitab suci. Dia menegaskan kalau nanti mengambil capres dari partai lain, dengan dinamika seperti sekarang ini di mana semua orang punya kesempatan lebih bagus pertahankan Jokowi-JK. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Sebut Ganjil Genap bukan Inisiatif Pemprov DKI Jakarta
Redaktur & Reporter : Boy