JK dan Petinggi Bank Dunia Mengevaluasi Perkembangan Ekonomi

Rabu, 21 Maret 2018 – 07:07 WIB
Wapres Jusuf Kalla. Foto: Ist/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengatakan pertemuan dengan sejumlah petinggi Bank Dunia (World Bank) hanya perjumpaan biasa yang dilakukan berkala setiap tiga bulan sekali. Meski begitu, dia mengakui pertemuan tersebut membahas laporan tentang evaluasi ekonomi.

“Itu hal biasa membahas laporan tentang evaluasi ekonomi. Biasa itu, tiap tiga bulan dia datang ke saya diskusi tentang keadaan,” kata JK kepada wartawan di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (20/3).

BACA JUGA: Sampah di Tabanan Bakal Beres Sebelum Annual Meeting IMF-WB

JK menjelaskan berbagai hal terkait keadaan yang dibahas dalam pertemuan itu, misalnya kemiskinan dan pembangunan.

Menurut JK, banyak hal yang disampaikan World Bank mengenai keadaan Indonesia. “Iya, banyak, hampir sama yang kita (Indonesia) kerjakan. Perbaikan investasi, perbaikan kesehatan, pendidikan bersama. Hanya evaluasi,” ungkap JK.

BACA JUGA: Anas: Banyuwangi Siap Sukseskan Pertemuan IMF-Bank Dunia

Dia menambahkan, World Bank juga memberikan evaluasi tentang keadaan ekonomi Indonesia dari seluruh divisi penglihatan mereka. Dia menegaskan Indonesia tidak mendapat penilaian merah dari World Bank. “Tidak, tidak dapat merah,” ujarnya.

Lebih lanjut, JK berharap mengenai pertumbuhan ekonomi nasional lebih baik dari tahun lalu. Wapres mengambil indikasi kalau PPN lebih tinggi berjalan berarti ekonomi meningkat.

BACA JUGA: Wapres: Bangun Labschool di Kampung, Itu Baru Luar Biasa

“Iya itulah kalau PPN naik berarti konsumsi bisa naik. Karena itu PPN berbayar daripada transaksi,” katanya.

JK mengatakan saat disinggung soal ATM skimming yang menjadi masalah belakangan ini, World Bank sangat memahami adanya kelemahan teknologi dan informasi yang ada. JK menegaskan kejahatan itu sangat meresahkan. “Itu murni sangat kriminal,” tegasnya.

Karena itu, ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, bank harus memperbaiki sistem. Kedua, polisi harus menangkap pelaku kejahatan tersebut. Berdasar data yang diperoleh, Wapres mengatakan pembobolan melalui skimming ATM ini tidak hanya terjadi di Indonesia.

“Ada 62 bank, bukan hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri,” pungkasnya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wapres JK: Atlet Indonesia Peraih Medali Dapat Bonus


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler