JK Harus Belajar dari Nelson Mandela

Jumat, 09 Mei 2014 – 23:36 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) dihimbau untuk tidak lagi maju sebagai cawapres dalam Pilpres kali ini. Ia harus mempertimbangkan regenerasi kepemimpinan bangsa ini.

Hal tersebut disampaikan Pengamat politik Fadjroel Rahman yang mengatakan alangkah baiknya JK mempelajari kisah hidup tokoh Afrika Selatan mendiang Nelson Mandela.

BACA JUGA: Capres Gelindingkan Isu Nasionalisasi Aset Hanya Cari Popularitas

"Pelajaran hidup dari tokoh dunia seperti Mandela itu sangat bermanfaat bagi regenerasi dan kaderisasi kepemimpinan di Indonesia. Bayangkan, Mandela yang diminta mayoritas rakyatnya agar menjadi presiden melanjutkan kepemimpinannya, tapi tegas-tegas beliau menolaknya," papar Fadjroel dalam perbincangannya dengan wartawan di Jakarta, Jumat (9/5).

Padahal kalau mau, kata Fadjroel, Mandela bisa menjadi presiden seumur hidup di Afrika Selatan.

BACA JUGA: Ini Jawaban Boediono Soal Pembengkakan Bailout dari 632 Miliar Jadi 2,7 T

Dituturkan Fadjroel, saat ini regenerasi kepemimpinan di Indonesia hampir berjalan baik. Ia menyontohkan BJ Habibie yang pernah menjadi presiden sudah mengikhlaskan bangsa ini dipimpin orang lain, meskipun tahun 1999 Habibie masih sangat berpeluang kembali menjadi presiden. Begitu juga Megawati Soekarnoputri yang rela untuk tidak lagi maju sebagai capres PDIP, atau Amin Rais yang tegas-tegas menyatakan tak ada minat lagi menjadi capres.

Ia menambahkan, Habibie, Megawati, Amien Rais, atau SBY yang sudah tidak bisa lagi maju sebagai capres  jelas sudah mengikhlaskan bangsa ini dipimpin kader bangsa yang lebih muda.

BACA JUGA: Jokowi Pastikan Pendampingnya dari Makassar

"Kalau bisa JK juga seperti mereka. Tapi sekarang Pak JK masih terkesan ingin memimpin negeri ini. Padahal hal itu bisa menghambat regenerasi kepemimpinan nasional yang sebenarnya sudah berjalan baik," tegasnya.

Saat ini, kata Fajroel bangsa ini perlu dipimpin orang-orang yang lahir dari rahim reformasi. Bangsa ini membutuhkan pemimpin baru. Tujuannya untuk memutar roda kepemimpinan bangsa.

"Masyarakat nantinya akan semakin berpartisipasi aktif dalam pembangunan, jika dipimpin kader bangsa yang lebih baik," pungkasnya. (ind)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bongkar Korupsi di PDAM Lewat Mantan Wako Makassar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler