BACA JUGA: Serenade Dua Cinta Bakal Diangkat ke Layar Lebar
"Kalau bicara teknologi dan teknologi informasi, investor pasti merujuk China dan India
BACA JUGA: Depdiknas Luncurkan Toko Buku Mobil
Kapan rakyat sejahtera dengan gaji rendah?" ujar Jusuf Kalla dalam orasi dies natalis ke-50 Institut Teknologi Bandung (ITB) di Sasana Budaya Ganesa, Bandung, Senin (2/3)"Kita ingin investor datang ke Indonesia karena kemampuan orangnya, kemajuan teknologinya, dan pasar domestik yang tinggi, bukan karena upah buruh yang rendah," lanjutnya
BACA JUGA: Bobot Soal Ujian Nasional Lebih Sulit
Wapres mengingatkan, riset yang dihasilkan civitas akademika seharusnya bukan untuk sekadar menghabiskan anggaran riset, melainkan riset yang mampu diterapkan pelaku industri"Tanpa sinergi, riset hanya menjadi kebanggaan kampus, tidak menjadi realitasSementara, industri tanpa riset hanya akan menjadi peniru," katanya
Sinergi dengan dunia usaha juga dapat menjawab keluhan umum peneliti, yakni keterbatasan dana penelitian yang disediakan negaraDengan status badan hukum pendidikan pemerintah, kampus kini leluasa menggunakan kemampuan keilmuannya untuk menciptakan nilai tambah bagi dunia usaha"Nilai tambah itu ada tiga kriteria, lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat," paparnya
Hanya dengan budaya riset yang tinggi, kata Kalla, civitas akademika juga juga dapat meraih hadiah Nobel yang prestisius"Di pesawat saya tanya menteri hukum dan HAM, berapa paten yang dihasilkan perguruan tinggiDia jawab sangat rendahSaya minta guru besar yang ada disini, jangan mimpi dapat nobel tanpa paten yang banyak," tegasnya
Dalam sambutannya, Kalla mengaku salut dengan ITB yang telah menelurkan dua dari enam presiden, yakni Soekarno dan HabibieITB juga menyumbang tujuh dari 32 menteri di Kabinet Indonesia Bersatu
"Alumni ITB mengabdi mulai dari perminyakan, kesejahteraan rakyat, lingkungan, sampai administrasi negara yang mungkin tidak diajarkan di ITBJadi kalau negara ini gagal, saya minta pertanggungjawaban ITB," selorohnya
Kalla mengatakan, ada jabatan yang tidak pernah lepas dari ITB, yakni menteri perhubunganTujuh menteri perhubungan sepanjang sejarah republik ini berasal dari ITB"Jadi kalau kereta dan pesawat macet-macet,barangkali ITB yang harus dievaluasi," kelalarnya
Jabatan lain yang selalu dipegang alumni ITB adalah kursi Dirut Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina, dan Menteri ESDM"Jadi kalau produksi minyak menurun dan lsitrik sering padam, disamping kebanggaan pada ITB, mari kita evaluasi bersama," katanya
Kalla mengungkapkan, keberhasilan Indonesia membuat Bandara Makassar sebagai bandara pertama yang tidak dirancang dan dilaksanakan orang asing juga berkat kemampuan insinyur-insinyur lulusan ITBTak hanya di dalam negeri, 30 orang pekerja perminyakan yang ditemuinya di Alaska, Amerika Serikat, juga alumni ITB
"Kalau ada orang ITB menambang minyak di Alaska, mengapa bangsa ini mengundang orang asing untuk mengelola kekayaan minyak kita," tuturnya
Bila zaman Soekarno ada istilah berdiri di kaki sendiri, zaman Orde Baru ada istilah pakai produksi dalam negeri, Jusuf Kalla meminta saat ini ada semangat menggunakan otot, otak, dan kantong sendiri untuk membangun infrastruktur dan perekonomian
"Jerman, Italia, dan Jepang kalah perang, tapi mengapa mereka menjadi bangsa hebat? Itu karena mereka punya semangat untuk maju," tukasnya(noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Guru Honorer Overload
Redaktur : Tim Redaksi