BACA JUGA: Golkar Masih Mungkin Usung Capres Sendiri
Kalla akhirnya menyambangi SBY di Kantor Presiden untuk menanyakan kepastian rencana koalisi kedua tokoh di pemilu presiden.Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut, Jusuf Kalla meminta ketegasan SBY apakah masih berminat untuk menggandeng dirinya menjadi calon wakil presiden
Internal Golkar menilai lima kriteria yang dipaparkan SBY tersebut masih multitafsir, utamanya kriteria tentang loyalitas
BACA JUGA: Amien Ingin PAN Dihargai Tinggi
Menurut SBY, calon wakil presiden harus setia pada presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, harus bebas dari konflik kepentingan dalam menjalankan pemerintahan, baik kepentingan politik, ekonomi, maupun bisnisMantan aktivis 66 ini membantah Jusuf Kalla sering melampaui kewenangan presiden dengan membuat sejumlah keputusan
BACA JUGA: Golkar Goncang Hadapi 5 Kriteria Cawapres
Pasalnya, seluruh keputusan dalam rapat-rapat yang dipimpin Kalla sebagai wakil presiden harus disetujui SBY sebelum bisa diterapkan"Bukan melampaui (kewenangan presiden), tapi dia (Jusuf Kalla) memang lebih cepat dalam mengambil keputusan teknis," katanya.Meski demikian, sejumlah sumber di DPP Partai Golkar mengakui pihaknya langsung bergerak mengantisipasi bila SBY meminta calon wakil presiden dari Golkar, namun menolak berduet kembali dengan Jusuf KallaPernyataan Kalla bersedia menjadi calon presiden Partai Golkar sebelum pemilu legislatif dinilai menjadi poin yang mengurangi nilai Jusuf Kalla di mata SBY"Dari sekian persyaratan pasti ada yang diutamakanSepertinya soal loyalitas yang terpentingTokoh yang akan diajak menjadi cawapres harus bisa bekerja sama dan loyal," kata Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Rully Chairul Azwar.
Ketua DPP Partai Demokrat Max Sopacua mengakui, faktor loyalitas memiliki poin tertinggi dalam penilaian calon wakil presiden bagi SBY"Dari lima kriteria yang diungkapkan Yudhoyono, faktor loyalitas sangat pentingKalau tidak loyal berbahaya," kata mantan presenter TVRI ini
Berdasarkan penilaian Demokrat selama lima tahun pemerintahan SBY-JK, loyalitas Kalla sebagai wakil presiden patut dipertanyakanSalah satu indikasi paling kentara, menjelang pemilihan legislatif lalu, Jusuf Kalla mendeklarasikan diri sebagai calon presiden Partai Golkar menantang SBY"(Deklarasi JK sebagai calon presiden) itu menjadi salah satu bahan pertimbangan, termasuk pertimbangan pengalaman Jusuf Kalla lima tahun mendampingi SBY," katanya.
Meski demikian, Rully menilai lima syarat yang diajukan SBY belum menutup pintu bagi Jusuf KallaDia meyakini lima syarat itu memang syarat normatif yang memang harus dipenuhi oleh semua calon wakil presiden"Hampir semua kader utama Golkar memenuhi kriteria itu," tandasnya.
Max mengakui, setelah nama Jusuf Kalla, nama Akbar Tandjung memang menduduki posisi tertinggi calon wakil presiden dari Partai GolkarAkbar dinilai memiliki kapasitas dalam bidang politik, ekonomi, dan dukungan pada pemerintahan yang kuat di parlemen"Apakah Akbar Tanjung bisa mengakomodir sisi loyalitas, itu persoalan pilihan bagi Yudhoyono," katanya.
Selain menghadapi ancaman penolakan dari kubu Demokrat, pencalonan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden juga menghadapi ancaman penolakan dari internal Partai GolkarSalah satu DPD I Golkar yang terang-terangan meminta agar Jusuf Kalla tidak diajukan sebagai calon wakil presiden dari Golkar adalah DPD I Partai Golkar Jawa Barat
Dalam Rapimda yang berakhir kemarin petang, DPD I Golkar Jawa Barat mengajukan lima nama yang akan diusulkan menjadi cawapres bagi SBY di Rapimnasus Partai Golkar, yakni Surya Paloh, Agung Laksono, Akbar Tanjung, Ginandjar Kartasasmita, dan Aburizal BakrieDari dua nama itu, Akbar dan Aburizal Bakrie dinilai dua nama yang paling berpeluang
Ketua DPD Golkar Jawa Barat Uu Rukmana menyatakan, hampir semua pimpinan Golkar kabupaten dan kota di Jawa Barat menolak Jusuf Kalla maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono"Kalau bisa kader lain yang lebih berpotensiItu suara arus bawah," ujarnya.
Penolakan Jusuf Kalla sebagai cawapres, tambah Uu, diakibatkan anjloknya perolehan suara Golkar dalam Pemilu laluKarena keberhasilan pemimpin parpol diukur dari persentase perolehan suara dalam pemilu"Namun, meski banyak kader partai yang menolak (pencalonan JK sebagai cawapres), Jusuf Kalla tetap dicalonkan sebagai penghormatan pada ketua umum," ujarnya(noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei Puskaptis: JK Paling Diminati Dampingi SBY
Redaktur : Tim Redaksi