JK Sebut Nusron Wahid Cocok Jadi Menteri Perindustrian

Ansor Harus Proaktif Menggerakkan Perekonomian untuk Entaskan Kemiskinan

Kamis, 26 November 2015 – 22:09 WIB
Nusron Wahid. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JOGJA - Menteri Perindustrian Saleh Husin pantas cemas. Kursi yang diduduki politikus Hanura itu bisa jadi segera beralih ke sosok lain. 

Hal itu terungkap di Sleman, Jogjakarta saat Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Kongres XV GP Ansor. JK mengatakan Ketua Umum Nusrod Wahid pantas menjadi menteri perindustrian.

BACA JUGA: TKI Non Formal Sudah Lebih Kecil dari TKI Formal

"Saya menghargai Nusron. Bukan hanya karena kirim TKI ke luar negeri tapi juga menyuburkan karya di negeri ini sebaik-baiknya. Nanti Nusron bisa jadi menteri perindustrian," ucap JK saat berpidato di pembukaan Kongres XV GP Ansor, di Ponpes Sunan Pandanaran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Kamis (26/11).

BACA JUGA: DPD dan PGRI Minta Pemerintah Cabut Moratorium Pengangkatan Guru Honorer

Jusuf Kalla. Foto: dok/JPNN.com

Ucapan JK ini langsung mendapat sorakan dari ribuan anggota GP Ansor. Sementara itu, Nusron yang juga Kepala BNP2TKI tampak senyum malu-malu mendengar pernyataan JK.

BACA JUGA: PP 78 Tahun 2015 Untungkan Pekerja dan Pengusaha

Wapres juga meminta organisasi pemuda seperti GP Ansor untuk mengembangkan perekonomian. Dia juga meminta Nusron mendukung para anggotanya berinvestasi. 

JK mengatakan, tidak semua orang Indonesia terutama umat Islam harus mengejar karier sebagai politikus dan pegawai negeri sipil. Sebagian harusnya ada yang memiliki usaha dan berdagang sebagai bagian dari pelaku ekonomi.

"Bupati, politikus, PNS sudah banyak. Indonesia kekurangan pelaku industri. Anak muda harus diajarkan untuk buat kertas tidak hanya memakai kertas," tandas JK.

Sedangkan Nusron dalam kesempatan mengatakan,  ada tiga problem yang sedang dihadapi Indonesia. Yakni kemiskinan, korupsi dan menjaga kebhinnekaan.

"Selagi masih ada kekerasan atas nama agama, kelompok masyarakat kelaparan, minimnya akses pendidikan dan korupsi di negeri ini, maka masih ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan GP Ansor," katanya.

Menurutnya, radikalisasi agama yang mengatasnamakan Islam telah menjadi pemicu kekerasan.Ia menegaskan, Ansor wajib melawan radikalisasi agama.

 "Kejadian di Timur Tengah, Eropa seperti di Paris lalu yang dilakukan ISIS, tidak boleh terjadi di Indonesia. Tugas Ansor mengawal keutuhan NKRI," tegasnya.

Mantan anggota DPR RI dari Partai Golkar itu juga menyinggung persoalan kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 70 persen kemiskinan ada di desa. "Rata-rata di usia uzur dan produktif, antara 18-45 tahun," paparnya.

Ia menegaskan, berbicara masalah perdesaan berarti membahas warga NU. Karena menyangkut usia produktif di perdesaan, katanya, maka berarti bersinggungan dengan anggota Ansor yang basisnya memang di desa. "Selama masih ada kemiskinan di Indonesia, berarti masih ada kemiskinan di GP Ansor dan NU," ungkapnya.

Karena itu GP Ansor berkomitmen penguatan potensi pengentasan kemiskinan di Indonesia. Salah satu upayanya yakni seluruh cabang GP Ansor diwajibkan memiliki unit-unit usaha. "Bagi semua cabang GP Ansor yang tidak mempunyai cabang usaha, maka dalam kongres tersebut tidak sah dan tidak memiliki hak suara," terangnya.

Nusron menyebutkan, saat ini telah ada 687 unit usaha gerakan ekonomi GP Ansor, dengan total nilai investasi mencapai Rp 3,6 triliun.
Ia menegaskan, wajah GP Ansor saat ini adalah wajah NU masa depan.

Sedangkan wajah NU adalah representasi Indonesia keseluruhan. Sebab, NU sebagai mayoritas akan berimplikasi pada wajah Indonesia. "Semakin sejahtera NU dan Ansor, bangsa Indonesia semakin sejahtera," ungkapnya.(flo/riz/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aduuhh... Kalau Begini, PTDI Dimatikan Pemerintah Sendiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler