JAKARTA – Fungsionaris DPP Golkar Zainal Bintang menilai belum beraninya Golkar mengumumkan nama capresnya sebelum pemilu legislatif lebih dikarenakan adanya kekhawatiran hal itu bakal merusak hubungan SBY-JKSayangnya, hal itu justru dimanfaatkan SBY untuk menyendera Golkar.
"Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla hanya mengarahkan Golkar untuk memelihara hubungan mesra dengan SBY tanpa menghiraukan akibatnya
BACA JUGA: Aturan Pendistribusian Logistik Baru Disiapkan
JK telah menyandera Golkar dalam genggaman kepentingan pribadi bersama SBY,” ujar Zainal sat dihubungi di Jakarta, Senin (2/2)Menurutnya, SBY cukup tahu posisi JK di Golkar yang kurang mengakar
BACA JUGA: Golkar Jangan Buru-Buru Tentukan Capres
“Makanya SBY juga menyandera JK dengan iming-iming jadi cawapresnya, karena dia tahu persis JK itu kurang mengakar di Golkar sehingga amat bergantung pada SBY,” ulasnya.Terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Marzuki Achmad menegaskan bahwa Partai Golkar tidak akan mengumbar nama calon presiden sebelum pemilu legislatif digelar
BACA JUGA: Surat Suara di 10 Dapil Ada 2 Lembar
“Para pimpinan Golkar tidak mau gegabah atau sok-sokan untuk mengajukannya kita malu bila perolehan kursi Golkar pada pemilu mendatang turun,” kata Ketua DPP Partai Golkar Marzuki Achmad, Senin (2/2).Menurutnya, jika perolehan suara Golkar dalam pemilu legislatif melebihi 20 persen, sudah pasti Golkar akan mengajukan capresBahkan jika memang perlu, katanya, duet pasangan capres/cawapres berasal dari internal Golkar"Tapi sekarang kita nggak mau berkoar-koar dulu, belum tahu hasilnya kok sudah calonkan presiden, salah-salah bisa ditertawakan orang,” tambahnya.
Ditanya tentang belum adanya nama capres dari Golkar itu Marzuki juga berkilah, kalau pun sekarang Golkar belum mempunyai calon pertimbangannya sangat jelas yakni perolehan suara pemilu legislatif"Makanya fokus Golkar saat ini adalah kerja keras supaya mendapat suara banyak di pemilu legislatif," tandasnya.
Namun demikian mantan Ketua FPG DPR ini mengakui juga tentang banyaknya suara yang mengharapkan Golkar tetap mendukung pasangan SBY-JK sebagai capres dan cawapres 2009Tentang hal itu, Marzuki menilainya sebagai hal wajar.
Hanya saja Golkar akan pasang penawaran yang lebih tinggi"Kalau Golkar di pemilu legislatif nanti Golkar menang, maka perolehan kursi di kabinet harus tinggiSaya pikir itu hal yang wajar, bukan barang yang aneh,” katanya.
Disinggung tentang kemungkinan pelaksanan Rakornas yang dipercepat akan memicu musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) akibat adanya ketidakpuasan atas Jusuf Kalla selaku Ketua Umum Golkar, Marzuki menegaskan bahwa kader Golkar dikenal taat asas"Dan posisi JK tidak bisa digoyang-goyang,” tandasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besarnya Kertas Suara Bikin Apatis
Redaktur : Tim Redaksi