JK: Yusril Sering Pulang Malam, Nggak Tahu ke Mana

Sabtu, 06 Februari 2016 – 12:44 WIB
Jusuf Kalla saat diwawancarai di sela acara HUT ke-60 Yusril Ihza Mahendra. Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kedekatan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, bukan setahun dua tahun. Namun telah bertahun-tahun, sehingga tak heran banyak cerita menarik yang terukir ‎menjadi kenangan indah. 

Contohnya di era pemerintahan Abdurahman Wahid, keduanya sama-sama menjabat sebagai menteri. JK menjabat sebagai menteri perdagangan, sementara Yusril sebagai menteri kehakiman.

BACA JUGA: Yusril Luncurkan 7 Buku Sekaligus‎ di Ulang Tahun ke-60

"Kami sama-sama sebagai menteri di zaman Gus Dur, walaupun saya yang duluan dipecat. Kemudian beliau menyusul," ujar JK dalam sambutannya pada peluncuran tujuh buku Yusril di ulang tahunnya yang ke 60, Sabtu (6/2).

Kemudian di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, JK yang ketika itu menjabat sebagai wakil presiden mengatakan, Yusril akhirnya diangkat menjadi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg). 

BACA JUGA: Nama Jokowi Terseret dalam Sidang Kasus UPS

Saat itu kata JK, setiap hari Yusril selalu terlihat membawa-bawa map kemana pun berada. Isinya, berkas-berkas yang hendak ditandatangani presiden.

"Jadi tak boleh tanda tangan tanpa lewat Yusril. ‎ Semua itu baik keputusan presiden atau yang lain-lain aman dari sisi hukum. Makanya beliau kadang pulangnya tengah malam. Tapi saya enggak tahu ke mana dia," ujar JK berseloroh.

BACA JUGA: B.J.Habibie: Saya Tidak Mau Kalah sama Jerman

Ucapan wakil presiden tersebut langsung disambut tawa meriah para undangan. Bahkan ‎JK juga ikut tertawa sembari meralat ucapannya. 

"Dia ngantor sampai tengah malam, saya saksinya. Takutnya (ketika itu) bilang lembur ‎padahal kantor di hari Sabtu kan libur. Tapi enggak apa-apa, dia memang ngantor, saya saksinya," ujar Kalla.

Kalla berharap di usia ke 60, Yusril dapat lebih baik lagi dalam berkarya. Namun menurutnya, tidak tepat kalau Yusril dijuluki sebagai Natsir muda. Karena tidak ada seorang follower yang bisa berhasil lebih baik dari tokoh yang disebut diikutinya.

"Saya tak setuju dijuluki Natsir muda, karena tak ada follower yang bisa menang. Buktinya tak bisa kembali membawa kembali ke Masyumi‎," ujar JK. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ultah ke-60, Yusril Luncurkan Tujuh Buku


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler