jpnn.com - JAKARTA – Yusril Ihza Mahendra bakal merayakan ulang tahunnya hari ini (6/2) di Hotel Bidakara, Jakarta. Ahli hukum tata negara itu meluncurkan tujuh buku sekaligus. Buku-buku itu disusun dari ribuan tulisannya yang tercecer sejak 25 tahun silam.
Empat dari tujuh buku tersebut berisi tentang ensiklopedia pemikiran Yusril. Tiga buku lainnya membahas Islam, Politik, HAM serta komik cerita masa kecil Yusril. Buku-buku itu mulai disusun Yusril dan timnya sejak Juli tahun lalu.
BACA JUGA: Konsul Berharap Ada Penerbangan Langsung Indonesia-Nepal
’’Semua buku ini merupakan rekaman perjalanan pemikiran saya 25 tahun, sejak 1990,’’ ujar pria yang kemarin (5/2) tepat berusia 60 tahun itu.
Lima buku soal eksiklopedia itu memang rangkuman dari tulisan, wawancara, dan pidato-pidato Yusril selama ini.
BACA JUGA: Yuk Mengintip Cara WhatsApp Mencari Uang
Butuh waktu luar biasa untuk menyusun itu karena Yusril mengaku paling lemah dalam hal pengarsipan. Yusril sudah tidak ingat berapa banyak buku atau tulisan yang dia buat. Angka ribuan dia rasa tepat untuk mewakili.
’’Buku dan tulisan saya banyak hilang ketika saya ajukan untuk meraih gelar profesor pada 1996,’’ terangnya.
BACA JUGA: Surat Edaran Pengusiran Ahmadiyah dari Bangka Tak Berlaku
Pria kelahiran Manggar, Belitung Timur itu banyak dibantu teman-temannya dalam menyusun tujuh buku tersebut. Bahkan ada kawan lamanya yang ternyata masih menyimpan tulisannya tentang pemikiran Buya Hamka. Padahal tulisan dengan 106 catatan kaki itu dibuat Yusril sekitar 1986.
Yusril mengaku getol menulis sebagai bentuk respons atas pergolakan sosial politik di masyarakat. Menurut dia, masyarakat kerap mencitrakannya hanya sebagai seorang pakar hukum tata negara. Padahal selama ini pikiran dalam banyak tulisannya melampaui batas-batas disiplin keilmuan.
’’Orang hanya mengenal saya sebagai pakar hukum tata negara. Padahal saya pernah menempuh pendidikan bidang lain, saya pernah kuliah teater dan sastra,’’ terangnya.
Dalam setiap tulisannya, Yusril merasa tak sekadar memaparkan dan mengkritisi persoalan yang terjadi. Namun dia berupaya menganalisa dan menawarkan sebuah jalan keluar.
Eksiklopedia empat seri yang ditulis Yusril memang begitu komplit membahas persoalan-persoalan bangsa. Meski banyak yang ditulis beberapa tahun silam, namun isi tulisan itu masih relevan dengan kondisi saat ini.
Sebut saja persoalan korupsi yang ditulis dalam eksikloedia buku satu di halaman 193. Dalam Bab tersebut Yusril mengupas tuntas soal rasuah. Mulai sejarah pembentukan KPK yang kini kembali terjadi ontran-ontran karena adanyaa revisi UU KPK, hingga masalah moralitas hukum dan korupsi.
Menurut dia, pemberantasan korupsi harus dilandasi norma hukum yang jelas. Tak bisa multitafsir seperti saat ini. Yusril mencontohkan adanya lebih dari 20 definisi keuangan negara. Nah kondisi itu membuat penanganan kasus-kasus korupsi kerap menjadi polemik. ’’Semua perkara sekarang ini sering dipaksakan ke UU Korupsi,’’ keluhnya.
Yusril menegaskan, sistem negara yang baik harus memiliki pencegahan korupsi. Tindakan menangkap dan menghukum koruptor tak akan selesai jika sistem pencegahannya tidak baik. ’’Kita buat 1.000 KPK pun juga tak akan menyelesaikan masalah,’’ terangnya.
Dia yakin sistem pencegahan yang baik bisa memaksa orang-orang jahat untuk menjadi baik. Sebaliknya, sistem yang buruk kadang bisa menjerumuskan orang baik berbuat salah.
’’Makanya kalau saya setuju sistem yang baik dulu dibangun baru menata SDM,’’ ungkap pria yang terlibat membidani lahirnya sejumlah undang-undang korupsi.
Semua buku Yusril itu bakal dibagikan kepada tamu-tamunya yang datang di perayaan ulang tahunnya hari ini. Rencananya sejumlah petinggi negara akan hadir. Salah satunya Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para pemimpin partai. Dalam acara ulang tahun itu, Yusril juga akan memutarkan video perjalanan hidupnya ke para tamu undangan.(gun/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yayasan Ini Dibentuk untuk Lindungi Hutan Tropis di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi