Joe Biden Singgung Nasib Muslim Uighur, Xi Jinping Langsung Beri Peringatan Tegas

Kamis, 11 Februari 2021 – 18:46 WIB
Presiden Tiongkok Xi Jinping. Foto: Reuters

jpnn.com, BEIJING - Presiden Amerika Serikat Joe Biden terang-terangan mengkritik kebijakan China terkait Hong Kong, Taiwan dan muslim Uighur di Xinjiang, ketika melakukan pembicaraan perdananya dengan Presiden Xi Jinping melalui sambungan telepon, Kamis (11/2).

Xi tentu saja tidak berdiam diri menerima dengan pasrah serangan-serangan Biden tersebut. Dia memperingatkan presiden anyar itu bahwa persoalan Hong Kong, Taiwan dan Xinjiang merupakan urusan dalam negeri China yang tidak boleh dicampuri pihak lain.  

BACA JUGA: Telepon Xi Jinping, Joe Biden Terang-terangan Sebut China Melanggar HAM

Ia juga menekankan bahwa dalam menghadapi situasi global yang tidak pasti ini, China dan AS memikul tanggung jawab bersama sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kedua belah pihak, lanjut pucuk pimpinan Partai Komunis China (CPC) itu, harus bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik dan mendukung perdamaian dunia.

BACA JUGA: Joe Biden Bawa Amerika Kembali ke Dewan HAM PBB

Xi menggarisbawahi bahwa restorasi dan peningkatan hubungan China-AS menjadi sangat penting dalam pembangunan internasional selama lebih dari setengah abad.

Meskipun penuh liku, Xi menambahkan bahwa hubungan kedua negara harus tetap ditingkatkan guna memberikan manfaat yang lebih besar bagi kedua negara dan berkontribusi di dunia global.

BACA JUGA: Joe Biden Presiden Tertua yang Pernah Dimiliki Amerika Serikat, Begini Kondisi Kesehatannya Sekarang

Xi menekankan bahwa China dan AS justru mendapatkan manfaat melalui kerja sama dan mengalami kerugian dengan berkonfrontasi.

Hanya kerja sama menjadi pilihan terbaik bagi kedua negara, demikian Xi sebagaimana rilis yang diterima ANTARA Beijing.

"Anda tadi mengatakan bahwa Amerika dapat mendefinisikan satu kata: posibilitas. Kami berharap posibilitas akan menjadi poin penting dalam meningkatkan relasi China-AS," ujar Xi yang juga pemimpin tertinggi Komisi Militer Pusat China (CMC) itu.

Pada saat Biden menjabat Wakil Presiden dari Barack Obama, Xi sempat bertemu. Namun percakapan telepon pada Kamis pagi itu merupakan yang pertama kalinya bagi kedua pemimpin negara ekonomi terbesar di dunia itu bisa berbicara satu sama lain sejak Biden dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2021.

Melalui saluran telepon itu, Biden menyampaikan ucapan Tahun Baru Imlek, sedangkan Xi menyampaikan selamat atas pelantikan Biden.

Biden menganggap China memiliki sejarah yang panjang dan budaya yang besar serta jumlah penduduknya yang sangat besar.

Menurut dia, AS dan China harus menghindari konflik dan bekerja bersama dalam perubahan iklim dan isu-isu lainnya.

Pihak AS, lanjut dia, bersiap membangun dialog dengan pihak China didasari semangat saling menghormati, saling pengertian, dan menghindari kesalahan komunikasi.

Kedua kepala negara sepakat percakapan telepon tersebut dapat memberikan sinyal positif kepada dunia dan kedua pihak akan menjalin komunikasi yang erat. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler