jpnn.com, SEMARANG - Gerakan Jogo Tonggo di Jawa Tengah yang dicetuskan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terus digalakkan di berbagai wilayah.
Seperti yang dilakukan di RW 03 Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari Kota Semarang yang membuat dapur umum untuk warga tidak mampu.
BACA JUGA: Konsep Jogo Tonggo di Tegal Patut Ditiru, Ganjar: Tidak Hanya Mengandalkan Bantuan Pemerintah
Hari ini, kaum perempuan di wilayah tersebut sibuk memotong-motong buncis, kubis dan menggoreng perkedel.
Sementara, para lelaki menata kursi-kursi biru di halaman rumah warga, yang disulap menjadi dapur umum.
BACA JUGA: Ribuan Warga Ikut Ijtimak Ulama Gowa Bersembunyi, Ganjar: Tidak Akan Kami Marahi, Lapor Saja
Ketua RW 03 Suryo Setiawan menuturkan, saat ini sudah ada dua dapur umum di wilayahnya. Yang terbaru, didirikan di wilayah RT 03. Sementara satu dapur umum lagi sudah berdiri sejak sebulan lalu.
"Di sini jumlah warganya sekitar 350-400 orang, dari jumlah tersebut sekitar 150 orang yang memiliki pekerjaan informal seperti tukang ojek online, pedagang emperan, kehilangan pekerjaan mereka. Jadi kami membantu dengan mendirikan dapur umum ini," tuturnya.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Guru Harus Tahu Strategi Baru Mas Nadiem, Fakta terbaru Kim Jong un
Untuk membeli bahan baku makanan, warga bergotong royong mengambil iuran jimpitan. Adapula, mereka yang memiliki kemampuan lebih menyumbang uang atau beras.
Dari hasil jimpitan dan sumbangan warga, ditampung dalam satu tempat kemudian digunakan untuk memasak.
Setiap hari, ada ratusan porsi makanan dan minuman yang tersaji. Warga pun bebas mengambil, tanpa dipungut biaya.
"Konsepnya swadaya dari warga, untuk membentuk ketahanan pangan. Jadi ketika ada bantuan pemerintah maupun perorangan disalurkan di satu tempat. Kemudian disalurkan kepada warga yang membutuhkan," imbuhnya.
Suryo menginginkan dapur umum itu, bisa sedikit meringankan beban mereka yang terimbas COVID-19.
Akan tetapi, dia berharap spirit dari saling jaga antarwarga tidak luntur meskipun virus tersebut telah musnah.
"Harapannya, semangat dari Jogo Tonggo melalui jimpitan sekaligus ronda tidak hilang. Artinya ketika kita mengambil jimpitan sekaligus menengok tonggo -tonggo kalau-kalau ada yang kelaparan atau kekurangan. Dengan program ini, mudah-mudahan tidak ada yang kekurangan makan," harap Suryo.
Hal serupa diungkapkan oleh Lurah Jomblang Nurhayati Budiningtyas. Menurutnya, konsep dapur umum memang bermula untuk merespon imbas dari COVID-19. Secara gotong royong, warga saling bantu tanpa pamrih.
"Dapur umum di RW 03 ada dua yang melayani kebutuhan makan setiap hari. Ini berkembang, mengingat akses wilayah kampung yang berbukit-bukit. Selain itu ada satu lagi di RW 09 melayani kebutuhan makan seminggu sekali, dengan cara diantar ke rumah-rumah," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia