Jogoboyo: Hati Arek-arek Suroboyo Menangis Melihat Aksi Bu Risma

Sabtu, 17 Oktober 2020 – 09:16 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memarahi demonstran tolak UU Cipta Kerja di kawasan Jalan Gubernur Suryo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020) malam. Foto: ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya

jpnn.com, SURABAYA - Elemen masyarakat dari 31 kecamatan di Kota Surabaya membentuk Komunitas Jogoboyo.

Mereka menyatakan siap membantu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam upaya menjaga Ibu Kota Provinsi Jawa Timur dari tindakan anarkisme.

BACA JUGA: Bahagianya Penjahit dan Tukang Ojek Daring di Surabaya Usai Menerima BST

"Kita (Komunitas Jogoboyo, red) tidak ingin kota ini dirusak lagi, tidak ingin bu wali kota dibegitukan lagi, makanya kami bangkit dan membentuk komunitas ini untuk bersama-sama membantu Bu Risma menjaga Surabaya dari anarkisme," kata Koordinator Komunitas Jogoboyo Kusnan saat bertemu Wali Kota Risma di rumah dinasnya, Jumat (16/10).

Kusnan mengatakan komunitas Jogoboyo terdiri dari berbagai elemen masyarakat yang tersebar di 31 kecamatan di Kota Surabaya.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Strategi Bu Risma Menunjukkan Hasil yang Baik

Komunitas ini terbentuk karena arek-arek Suroboyo ini merasa tidak tega karena melihat Wali Kota Risma malam-malam turun langsung ke jalan membersihkan sampah-sampah dan barang-barang yang dirusak oleh massa demo anarkis beberapa waktu lalu.

"Jadi, hati arek-arek Suroboyo ini menangis, tidak tega melihat Bu Risma hingga larut malam membersihkan sampah-sampah aksi anarkis, yang ternyata mereka itu bukan arek Suroboyo, tetapi berasal dari luar kota," kata Kusnan.

BACA JUGA: Kadi Berhasil Merayu 10 Perempuan, Diajak Mandi Bareng

Ia juga menegaskan tidak melarang ada aksi demonstrasi di Kota Surabaya karena itu hak warga negara yang dilindungi oleh undang-undang.

Namun, lanjut dia, kalau demonstrasi anarkis dan merusak fasilitas umum Surabaya, maka warga Surabaya yang tergabung dalam komunitas ini siap mengadang.

"Siapapun itu, silakan aksi di Surabaya. Tapi kalau sampai merusak kota ini, maka harus berhadapan dengan kami. Jadi, titik tekannya jangan sampai merusak kota yang sudah bagus ini, karena nanti kalau mereka merusak kota ini, maka nanti perbaikannya akan menggunakan APBD lagi yang dibayarkan oleh warga Surabaya, dan kami tidak mau itu," katanya.

Kusnan juga memastikan bahwa komunitasnya itu sudah ada perwakilannya di 31 kecamatan se-Kota Surabaya.

Bahkan, ia memastikan sudah membuat posko-posko di 31 kecamatan itu, sekaligus di beberapa tempat yang biasanya dijadikan tempat untuk demonstrasi.

"Kami juga on call 24 jam untuk membantu Bu Risma, kami siap gerak untuk mengadang aksi anarkisme itu," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta kepada mereka untuk tidak gegabah dan jangan sampai berurusan dengan pihak kepolisian dengan menghadapi demonstran yang anarkis itu.

Ia mengaku tidak rela jika arek-arek Surabaya harus berurusan dengan hukum.

Sebab, ia mengaku membangun Surabaya ini dengan warga dan demi arek-arek Surabaya supaya berkehidupan yang aman dan nyaman.

"Pasti ada cara lain untuk menghadapi mereka. Ayo kita pikirkan bersama-sama. Saya mengerti dan paham tujuan kalian, tapi jangan sampai bermasalah dengan hukum, saya tidak rela," katanya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga mengapresiasi dan mengaku senang serta bangga dengan semangat mereka untuk menjaga Surabaya.

Bahkan, ia juga menitipkan anak-anak Surabaya supaya tidak ikut-ikutan dengan ajakan yang menyesatkan itu.

"Saya senang sekali dengan semangat kalian untuk menjaga Surabaya, supaya orang luar tidak seenaknya merusak kota ini, tetapi sekali lagi jangan sampai bermasalah dengan hukum, karena kalian punya istri, anak dan saudara. Saya bangun kota ini untuk kesejahteraan warga, jadi ayo bersama-sama jogo Suroboyo," kata Tri Rismaharini. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler