Jokowi: Bangun Kereta Cepat, Ributnya Dua Tahun

Selasa, 23 Mei 2017 – 15:30 WIB
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak semua pihak menyudahi perdebatan yang tidak produktif.

Sebaliknya bersama-sama fokus bekerja untuk menyejahterakan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BACA JUGA: Jokowi Mangkir Rakernas, Sinyal Tinggalkan PDIP?

Ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada acara penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) Tahun 2016 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Selasa (23/5).

Menurut Jokowi, Indonesia sesungguhnya sempat berjaya dan menjadi model utama bagi negara tetangga.

BACA JUGA: Jokowi: Minta Satu Kursi Lagi untuk Pimpinan KPK

Contohnya terkait pembangunan jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi).

Dahulu, ujar dia, proyek tersebut banyak dijadikan pembelajaran oleh negara-negara lainnya.

BACA JUGA: Jokowi: Setiap Tanggal 17, Kirim Buku Lewat PT Pos Gratis

Namun, kini harus diakui bahwa Indonesia sudah tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga.

"Coba kita lihat tahun 1977, jalan tol Jagorawi yang kurang lebih 50 kilometer itu jadi contoh. Negara-negara lain pada datang ke sini. Tiongkok dan Malaysia datang melihat," ujar dia.

Tapi setelah 40 tahun, Indonesia baru bisa membangun jalan tol sepanjang 780 kilometer.

Sedangkan Tiongkok sudah memiliki jalan tol sepanjang 280 ribu kilometer.

"Berapa jauh kita sudah tertinggal?" tanya presiden.

"Kita mau membangun kereta api cepat, jaraknya 148 kilometer saja sampai sekarang belum mulai. Ributnya sudah dua tahun. Ramai debat, baik atau tidak baik," lanjut dia.

Hal serupa juga terjadi pada proyek MRT, yang telah direncanakan selama 26 tahun lalu.

Tapi waktu masih dihabiskan untuk berdebat soal untung dan ruginya.

"Negara lain sudah bangun dan itu bermanfaat, masih juga kita debatkan," tambah mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Karenanya suami Iriana itu tidak ingin negara yang kini dia pimpin tertinggal semakin jauh.

Apalagi negara ini terus menerus terjebak dalam pemikiran-pemikiran negatif.

"Saya mengajak bapak, ibu, dan saudara-saudara semuanya, keluarlah dari pikiran-pikiran negatif seperti itu. Ajak semuanya untuk kembali pada pikiran-pikiran positif untuk maju bersama, bekerja bersama bagi bangsa ini," pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganti Menteri yang Mempresentasikan Politik Ketimbang Prestasi


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler