jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyelipkan sejumlah bahasa daerah dalam pidatonya di sidang tahunan MPR, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Jakarta, Kamis (16/8).
Sidang tersebut dihadiri para pemimpin dan tokoh bangsa, antara lain Wapres Jusuf Kalla, Presiden Ketiga RI BJ Habibie, Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, serta para mantan wapres, seperti Try Sutrisno, Hamzah Haz, dan Boediono.
BACA JUGA: Sidang Tahunan MPR Tanpa Kehadiran SBY Lagi
Awalnya, Presiden Ketujuh RI tersebut mengapresasi kinerja dan pencapaian lembaga-lembaga negara dalam setahun terakhir yang dianggapkan sebagai modal bersama untuk melangkah menghadapi tantangan-tantangan di masa depan.
"Sebagai bangsa yang besar, kita akan menghadapi tantangan yang juga besar. Kita bersama harus mampu menyelesaikan janji kemerdekaan, terutama mengatasi masalah kemiskinan, ketimpangan antardaerah, dan kesenjangan pendapatan antarwarga," ucap Jokowi.
BACA JUGA: Misbakhun Beber Bukti Jokowi Peduli Ekonomi Kreatif & UMKM
Dia pun mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga kerukunan, persaudaraan, danpersatuan di antara anak-anak bangsa dalam menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi global, serta mewujudkan bangsa ini menjadi bangsa pemenang.
Dia pun meyakini sebagai bangsa yang besar, dengan modal sosial yang kuat, Indonesia akan mampu menghadapi semua tantangan, seberat apa pun tantangannya.
BACA JUGA: Cuma di Zaman Jokowi, Polisi Dimanja Pemerintah
"Dari Ranah Minang, kita bersama-sama belajar; ‘Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang’. Berat sama-sama kita pikul, ringan sama-sama kita jinjing," ucap mantan wali kota Surakarta.
Tak sampai di situ, Jokowi mengatakan dari Tartar Pasundan, bangsa ini sama-sama belajar; ‘Sacangreud pageuh, sagolek pangkek’. Artinya, kita harus bekerja bersama dengan komitmen dan konsistensi.
Dia lantas mengucapkan bahasa Bumi Anging Mamiri; ‘Reso temma ngingi, nama lomo, nale tei, pammase dewata’ yang artinya kita harus kerja keras bersama, ikhlas, dan berdoa agar tujuan kita tercapai.
Dari Bumi Gora, lanjut mantan gubernur DKI Itu, bangsa ini belajar ‘Bareng bejukung, bareng bebose’ yang artinya kita kerja bersama, kita nikmati bersama-sama jerih payah kita.
"Dari Banua Banjar kita bersama-sama belajar; ‘Waja sampai kaputing’. Kita kerja bersama dengan penuh semangat, tidak patah di tengah jalan, tidak pernah menyerah," ucapnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Konon Sistem Urut Kacang Polri Rusak di Era Jokowi
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam